Philippe Troussier, Arsitek Vietnam yang Paham Sepak Bola Jepang
Vietnam tidak diunggulkan dalam duel lawan Jepang. Namun mereka punya Philippe Troussier yang sangat hafal dengan gaya main sepak bola Jepang.
Troussier terus mendapat beban besar sebagai pelatih Vietnam. Keberhasilan Park Hang Seo mengangkat sepak bola Vietnam di era sebelumnya membuat Troussier terus dituntut bisa melakukan hal serupa, bahkan lebih baik.
Di Piala Asia 2023, Troussier pun menghadapi beban besar dari pendukung Vietnam. Meskipun dari segi kelas, Vietnam kalah dari Jepang dan Irak, para pendukung tetap berharap Vietnam bisa berbicara banyak di Piala Asia kali ini.
Pada awal perjalanan, Vietnam langsung berjumpa lawan terberat yaitu Jepang. Bila Vietnam bisa meraih hasil bagus, Vietnam punya kesempatan untuk melaju jauh di Piala Asia.
Modal Vietnam untuk melakukan hal tersebut ada pada diri Troussier. Troussier termasuk sebagai salah satu pelatih yang mengangkat sepak bola Jepang ke level dunia.
Troussier adalah pelatih yang membawa Jepang juara Piala Asia 2000. Gelar itu merupakan gelar Piala Asia kedua Jepang setelah mereka meraih gelar pertama saat jadi tuan rumah pada edisi 1992.
Troussier juga jadi arsitek Jepang di Piala Dunia 2002 saat mereka bertindak sebagai tuan rumah. Jepang berhasil lolos ke babak 16 besar namun kalah dengan skor tipis 0-1 saat menghadapi Turki. Catatan 16 besar Piala Dunia itu merupakan catatan terbaik Jepang di Piala Dunia (sama halnya dengan edisi 2010, 2018, dan 2022).
Walaupun sudah 20 tahun meninggalkan Jepang dan Samurai Biru terus berkembang menjadi negara kekuatan besar di dunia, Troussier punya bekal yang cukup mantap dalam mencermati pola main dan karakteristik timnas Jepang yang ikuti ia bangun.