Jalan terjal menuju Olimpiade 2024 harus dilalui meski sebenarnya kesempatan Indonesia belum tertutup sepenuhnya. Setelah gagal di Malaysia Open 2024, masih ada peluang untuk berjuang di sembilan turnamen yang termasuk pada hitungan poin Race to Olympics.
Ada waktu sekitar tiga bulan untuk memperbaiki keadaan sebelum penyelenggara Olimpiade mengumumkan klasemen akhir penghitungan poin pada 30 April mendatang.
Sudah tidak ada waktu bagi para atlet untuk berleha-leha jika ingin tampil di Olimpiade 2024. Karena selain berkejaran dengan waktu, atlet juga berhadapan dengan masalah pada kondisi fisik masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa unggulan Indonesia yang diproyeksikan tampil di Olimpiade 2024 bermasalah dengan cedera. Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti sampai harus absen di dua turnamen pembuka 2024 yakni Malaysia Open 2024 dan India Open 2024.
Apriyani harus menjalani pemulihan pada cedera betis. Mau tak mau, ganda putri peringkat enam dunia itu terpaksa kehilangan poin di dua turnamen penting.
Begitu juga dengan pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Meski bukan bagian dari pelatnas PBSI, The Daddies masih berkesempatan tampil di Olimpiade 2024 jika merujuk hitungan poin.
Saat ini Ahsan/Hendra ada di peringkat ke-13. Mereka masih berada di bawah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardhianto (posisi kedelapan) dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (urutan ke-10).
Selisih poin Ahsan/Hendra dengan dua juniornya tak terlampau jauh sehingga peluang masih terbuka. Masalahnya, Ahsan mengalami cedera cukup serius hingga terpaksa mundur dari babak 16 besar Malaysia Open 2024.
Kondisi ini membuat perjuangan badminton Indonesia tidak berjalan mulus. Tim Ad Hoc dan PBSI perlu memperhatikan proyeksi atlet yang sekiranya prospektif atau tidak untuk memperjuangkan tiket Olimpiade.
Sebab bukan tak mungkin ada atlet lain yang menyusul cedera. Hal ini tentu tidak diinginkan, namun mesti dipersiapkan oleh federasi.
Pemulihan atlet yang sedang cedera harus jadi salah satu fokus utama, begitu juga dengan menjaga kondisi atlet lain agar tetap prima. Selain itu, motivasi pun perlu terus ditingkatkan oleh para legenda yang jadi mentor.
Fisik dan mental adalah dua hal yang berkesinambungan untuk para atlet. Jika dua hal ini bisa dijaga dalam setiap turnamen yang masuk ke dalam penghitungan poin, maka tiket Olimpiade Paris 2024 bisa mendarat di tangan.
(ikw/har)