Ketua PSSI Erick Thohir tak mau lagi dengar polemik soal pemain naturalisasi vs lokal saat membicarakan Timnas Indonesia.
Narasi membenturkan pemain naturalisasi dan lokal menyeruak setahun terakhir. Ini tak lepas dari segelintir pihak yang mengkritik proyek mercusuar PSSI dalam mendatangkan pemain keturunan Indonesia dan asing untuk berseragam skuad Garuda.
Menanggapi hal ini, Erick ingin perdebatan dihentikan. Menurutnya, hal terpenting adalah setiap pemain membela tim nasional sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak mau lagi dengar istilah pemain luar, pemain dalam. Mereka [pemain] semua sama saja. Siapa yang mau bangun Merah Putih, itu yang kita apresiasi," kata Erick di Jakarta, Kamis (17/1).
Erick memberi contoh pemain Timnas Indonesia U-17 Ji Da Bin yang keturunan Korea Selatan mau membela skuad Garuda. Begitu juga dengan pemain keturunan Sudan, Meshaal Osman yang sedang menjalani Training Camp (TC) di Timnas Indonesia U-20.
"Kemarin di Timnas U-17 ada pemain keturunan Korea dan Indonesia [Ji Da Bin]. Masak mau dibedakan? Bapak dan ibunya tinggal di sini, pemainnya lahir di sini," ujar Erick.
"Kemarin juga ada keturunan Sudan. Bapaknya orang Sudan, tapi anaknya lahir di sini. Terus mau ditolak? Ya enggak lah, itulah bangsa Indonesia, ya. Bangsa yang menghargai setiap warga negara yang sudah menjadi bagian dan ingin membangun Indonesia," kata dia menambahkan.
Lebih lanjut Erick mengatakan, PSSI tidak akan membeda-bedakan latar belakang pemain Timnas Indonesia. Ia tetap menaruh kepercayaan pada pemain berdasarkan kualitas masing-masing.
"Tetap kami percaya Arkhan Kaka, Sulthan Zaky, dan semua yang akan menjadi masa depan sepak bola Indonesia juga," ucapnya.
"Siapapun yang memang sudah mendeklarasikan ingin Merah Putih, kami beri kesempatan. Cuma seleksinya harus fair," ia melanjutkan.
(ikw/jun)