ANALISIS

Piala Asia 2023, Awal Sebuah Era Timnas Indonesia

Abdul Susila | CNN Indonesia
Senin, 29 Jan 2024 08:50 WIB
Timnas Indonesia memasuki era baru setelah terhenti di babak 16 besar Piala Asia 2023 yang digelar di Qatar.
Timnas Indonesia tampil berani dan agresif lawan Australia. (REUTERS/IBRAHEEM AL OMARI)

Performa Indonesia saat kalah 0-4 dari Australia, tidak kacangan. Para pemain tampil penuh percaya diri. Mereka seolah-olah sejajar dengan Australia yang langganan Piala Dunia.

Pada babak pertama, ball possession Indonesia mencapai 46,5 persen. Ini tertinggi dibanding tiga laga sebelumnya. Bahkan jumlah tembakan Indonesia lebih tinggi dari Socceroos.

Selama 45 menit pertama ini area permainan Asnawi Mangkualam dan Shayne Pattynama dieksploitasi. Dua gol Australia bisa dibilang karena keduanya kurang tangkas menjaga area.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Asnawi dan Shayne tak layak dijadikan kambing hitam. Psikologis keduanya memang belum 100 persen di kejuaraan. Asnawi baru pulih cedera dan hati Shayne masih di ibunya yang sakit.

Dalam hal ini pemilihan starter Shin yang kuras pas. Asnawi yang terlihat tidak seprima biasanya, tetapi dipaksakan di Piala Asia ini. Pratama Arhan juga tak ada kendala, tetapi STY berjudi dengan Shayne yang sejak awal diprediksi bakal jadi starter di posisi bek kiri.

Selanjutnya di babak kedua, Australia bermain lebih determinatif dan destruktif. Pressing yang dibangun tim asuhan Graham Arnold ini membuat pemain Indonesia hilang ide.

Dalam situasi sulit itu, Shin memasukkan Rizky Ridho dan Witan Sulaeman. Ricky Kambuaya yang di era kepelatihan Shin sering menjadi pemecah kebuntuan tetap diparkir.

Rafael Struick yang makin matang dari laga ke laga, juga terus dipaksakan. Pelatih asal Korea Selatan ini seolah sudah tak punya opsi lain untuk lini depan. Daftar pemain yang ada seolah hanya pelengkap.

Ide-ide brilian Shin berupa strategi yang menyesuaikan kualitas pemain, tak lagi lahir. Pelatih asal Korea Selatan ini seolah memilih apatis atas tekad juang pemain lain.

Karena itu pencapaian Indonesia yang tampil di babak 16 besar Piala Asia 2023 belum perlu diglorifikasi. Pencapaian ini belum saatnya dirayakan berlebihan.

Sebaliknya ini menjadi alat tekan ke PSSI agar memperbaiki kompetisi. Liga Indonesia jadi salah satu yang diharapkan Shin Tae Yong untuk diperbaiki PSSI demi memiliki Timnas Indonesia yang tangguh.

Timnas Indonesia dengan kekuatan 'injeksi' sudah level Asia, tetapi kompetisi masih jauh dari tahap eksistensi.



(ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER