ANALISIS

Risiko dan Dilema PSSI jika Ganti Shin Tae Yong

Abdul Susila | CNN Indonesia
Rabu, 31 Jan 2024 18:55 WIB
Pernyataan Shin Tae Yong bahwa ia mendapat tawaran melatih negara Asia lain, setidaknya memunculkan dua persepsi soal Timnas Indonesia.
Shin Tae Yong belum memberikan gelar juara untuk Indonesia di kawasan Asia Tenggara. (REUTERS/MOLLY DARLINGTON)

Selama menangani Timnas Indonesia, Shin mempersembahkan 21 kemenangan, 10 imbang, dan 16 kekalahan dari total 47 pertandingan.

Ranking Indonesia di FIFA juga naik. Saat Shin datang, Indonesia bertengger di posisi ke-171. Kini Indonesia berada di urutan ke-146 dan akan naik lagi selepas Piala Asia 2023.

Untuk trofi masih nihil. Semua tim yang ditangani Shin, dari senior, U-23, hingga U-19, tak ada yang meraih gelar juara, termasuk saat tampil di pentas Piala AFF atau SEA Games.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi sebagian kalangan ini kekurangan. Meski berhasil membawa Indonesia kembali ke Asia dan mencipta sejarah, kiprah Indonesia di pentas ASEAN belum bisa jadi yang terbaik.

Dengan segala pencapaian dan kekurangan ini, apakah layak kontrak Shin diperpanjang? Apakah masa depan Timnas Indonesia akan semakin cerah dalam arah Shin?

Dua pertanyaan ini bisa dijawab dengan mempertimbangkan resiko dan dilema yang akan terjadi tanpa Shin. Ukurannya tentu saja penampilan menuju Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027.

Bicara risiko, sejatinya tak terlalu krusial. Setelah Juni 2024 nanti, Indonesia akan memulai tahap baru. Perjuangan Indonesia di pentas internasional dimulai dari nol lagi.

Situasinya, jika lolos ke fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 artinya akan mulai menatap kans tampil di Amerika, Kanada, dan Meksiko. Kalau tidak, bersiap ke Kualifikasi Piala Asia 2027.

Satu-satunya turnamen tersisa pada 2024 adalah Piala AFF. Ajang ini biasanya bergulir pada akhir tahun, bisa jadi mulai Oktober, November, atau malah Desember hingga Januari.

Nyaris tak ada risiko besar dengan pergantian Shin, jika memang PSSI tak akan memperpanjang kontraknya. Namun soal dilema yang muncul akan berbeda.

Saat ini Shin sangat dicinta banyak kalangan suporter. Shin dianggap menaikkan level Indonesia. Tak memperpanjang kontrak Shin sama dengan mencipta kontroversi.

Yang pasti, pergantian pelatih adalah siklus wajar dalam sepak bola. Kini hanya tinggal bagaimana PSSI memandang posisi Shin, apakah krusial untuk dipertahankan atau tidak.

(jal/jal)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER