Saat ini tercatat ada 24 striker asing yang berkiprah di Liga 1 2023/2024. Minimal satu klub punya satu striker andalan yang tampil di setiap pertandingan.
Hasilnya, daftar pencetak gol sementara Liga 1 2023/2024 didominasi pemain asing. Satu-satunya pemain Indonesia yang masuk daftar adalah Stefano Lilipaly.
Masalahnya Lilipaly bukanlah seorang striker. Pemain 34 tahun ini adalah seorang winger yang kadang menjadi second striker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi sebuah klub profesional, pragmatisme adalah sebuah kewajaran. Menang adalah tujuan utama. Karena itu striker tajam, utamanya asing, lebih dibutuhkan untuk mencapai target.
Ini membuat striker-striker nasional kurang banyak mendapat kesempatan. Jikapun main, bukan menjadi ujung tombak klub. Formasi permainan tim dominan menyasar striker asing sebagai muara umpan.
Dan, pola semacam ini sudah berlangsung puluhan tahun. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di belahan dunia lainnya. Artinya ini bukan fenomena ganjil di Indonesia saja.
Namun, mengapa dulu bisa muncul tajam dari dalam negeri, sedangkan sekarang belum? Pertanyaan ini masih jadi pembahasan pakar sepak bola nasional, dan jawabannya berbeda-beda.
Ada yang berargumen sistem pembinaan di klub tidak berjalan. Ada pula yang menyimpulkan sistem kompetisi usia muda yang dikembangkan PSSI berjalan kurang maksimal.
Pendapat populernya, jarang muncul striker yang matang sejak usia muda. Semua setengah matang, bahkan mentah, saat dipromosikan ke klub yang berkompetisi di level elite.
Situasi ini membuat pemain tersebut tersisih. Ada yang klub memberi menit main secara rutin kepada striker muda, tetapi tak sedikit yang enggan karena target di dalam kompetisi.
Karenanya ada kesimpulan ringan, yang dibutuhkan striker Indonesia adalah kompetisi usia muda yang berjenjang dan rutin, serta pelatih berkualitas di usia muda. Liga 1 tak bisa dikambinghitamkan.