Jakarta, CNN Indonesia --
Wushu merupakan salah satu cabang olahraga andalan Indonesia di ajang multicabang macam Asian Games atau SEA Games yang lahir dari perjuangan dan bahkan sempat terkendala masalah diplomatik.
Perkembangan wushu di Indonesia harus melalui perjalanan panjang. Selama kurang lebih 30 tahun, cabang olahraga asal China itu tumbuh setapak demi setapak hingga bisa tampil di panggung dunia.
Sekjen PB Wushu Indonesia (WI), Ngatino menceritakan cikal bakal wushu di Tanah Air. Ia mengatakan, awalnya wushu digeluti oleh beberapa orang pada 1980-an di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan latihan yang dilakukan pun digelar dengan segala keterbatasan. Salah satu hal yang membatasi adalah minimnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan China pada era Orde Baru.
"Zaman saya latihan itu biasanya di Bulungan [Jakarta Selatan]. Saat itu sekitar tahun 80-an, saya latihan dengan pak Airlangga [Hartanto]. Tapi memang tidak sebebas sekarang," kata Ngatino kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/2) lalu.
"Yang jelas karena sebelum tahun 90-an itu di Indonesia perkembangan wushu lebih tertutup karena tidak ada hubungan diplomatik," ujarnya menambahkan.
Dengan keterbatasan itu, Ngatino mengaku dirinya terpaksa untuk menumpang latihan dengan cabor lain, dalam hal ini 'nebeng' dengan latihan silat.
"Kalau bawa alat-alat senjata tajam itu kan sering diperiksa. Makanya saat itu latihannya bergabung dengan silat. Latihannya kalau mau terbuka bergabung dengan silat," ucapnya.
Seiring dengan membaiknya hubungan politis antara China dan Indonesia, Ngatino dan rekan-rekan melakukan advokasi ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Pada 1992, KONI Pusat pimpinan Surono Reksodimedjo meresmikan kepengurusan PB WI.
Resminya PB WI membuat gerbang para atlet terbuka di pentas internasional. Indonesia akhirnya bisa tampil di Asian Games 1994 atau edisi kedua wushu jadi salah satu cabor yang dilombakan di pesta olahraga Asia tersebut.
Atlet wushu Indonesia baru bisa meraih medali di edisi berikutnya pada Asian Games 1998. Kala itu, Jainab dari nomor Tai Chi putri mendapat perunggu.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Perlahan-lahan prestasi Indonesia di cabor wushu menanjak ketika Susyana Tjhan meraih perak pada Asian Games 2006. Setahun berselang pada 2007, Indonesia pertama kali ikut dalam kejuaraan dunia Wushu di Beijing dan selalu jadi peserta hingga edisi terakhir pada 2023 lalu.
Prestasi dan keikutsertaan di Asian Games dan kejuaraan dunia pun cenderung meningkat. Pada Asian Games 2014, untuk pertama kalinya wushu menyumbang emas yang diraih Juwita Niza Wasni.
Lalu ketika jadi tuan rumah Asian Games 2018, wushu Indonesia semakin berjaya. Wakil Merah Putih meraih total lima medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu sekaligus menduduki peringkat ketiga klasemen medali cabor wushu.
Di Asian Games 2022, wushu Indonesia masih jadi negara Asia Tenggara dengan perolehan medali tertinggi dengan total lima medali dengan satu emas, dua perak, dan dua perunggu.
Di panggung dunia, prestasi Indonesia juga terbilang menjanjikan. Sejak pertama kali ikut pada 2007, Indonesia selalu menyumbang medali. Bahkan dalam debutnya di kejuaraan dunia, Indonesia langsung meraih satu medali emas oleh Gogi Nebulana di nomor Jianshu.
Prestasi tertinggi Indonesia di kejuaraan dunia adalah ketika jadi tuan rumah pada 2015. Berlangsung di Istora Senayan, Indonesia meraih tujuh emas, tiga perak, dan tiga perunggu sekaligus menduduki peringkat kedua di bawah China.
Sedangkan pada edisi terakhir yang digelar di Texas, AS pada 2023 lalu, Indonesia berada di peringkat kedelapan. Harris Horatius dan kawan-kawan menyabet satu emas, tiga perak, dan tujuh perunggu.
 Pelatnas wushu di Indonesia menjelang kejuaraan dunia beberapa tahun lalu. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Menurut mantan atlet wushu Indonesia, Achmad Hulaefi, perkembangan wushu di Tanah Air semakin pesat seiring berjalannya waktu. Ia menyoroti soal fasilitas yang lebih memadai.
"Sekarang wushu di Indonesia perkembangannya sangat maju. Fasilitas latihan sekarang lebih menunjang, serta bonus dan gaji dari pemerintah naik signifikan," katanya pada CNNIndonesia.com.
Peraih empat medali emas di SEA Games dan dua medali perak kejuaraan dunia itu melihat peningkatan pada jumlah turnamen yang diselenggarakan secara rutin. Menurutnya, hal itu turut membantu pembinaan atlet.
[Gambas:Video CNN]