Deretan gol Arsenal patut jadi perhatian Porto. Apalagi skuad Dragoes tampil dengan kualitas pertahanan yang cukup labil. Dalam enam pertandingan di fase grup Liga Champions, Porto kebobolan delapan gol.
Tak cuma di Liga Champions, pertahanan Porto juga tidak kukuh di kompetisi lokal. Meski menjadi tim dengan jumlah kebobolan kedua paling sedikit, dengan 16 gol, Porto kerap gagal mendulang clean sheet.
Dari 22 pertandingan, Porto kebobolan dalam 13 laga. Terdapat sembilan laga di mana Porto bisa mengamankan gawang dari gol lawan, namun separuh lawan saat Porto bisa mencatat laga tanpa bobol adalah melawan klub-klub papan bawah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Porto juga gagal mempertahankan catatan tanpa kalah pada Februari. Setelah melewati lima pertandingan dengan empat kemenangan dan sekali seri pada bulan lalu, Porto menjalani Februari dengan sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah.
Sial bagi Porto karena harus kehilangan dua pemain bertahan yang memiliki peranan penting yakni Ivan Marcano dan Zaidu Sanusi yang mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL).
Bek senior Pepe yang kini sudah berusia 40 tahun harus mendapat bantuan dari Fabio Cardoso, dan Wendell guna mengamankan area sepertiga akhir Porto.
Terlepas dari kewaspadaan di belakang, Porto dituntut bermain percaya diri dalam menyerang. Anak asuh Sergio Conceicao punya catatan apik dalam membobol lawan. Keberadaan Mehdi Taremi, Francesco Conceicao, Galeno, dan Evanilson membuat Arsenal seharusnya juga berpikir soal bagaimana membangun benteng pertahanan yang sempurna.
Porto dituntut pula memanfaatkan momentum di saat Arsenal tidak diperkuat Jesus, Oleksandr Zinchenko, dan Thomas Partey yang cedera.
Runner up liga Portugal musim lalu tersebut juga punya modal berupa catatan kebobolan di laga kandang yang minim, namun di sisi lain Arsenal juga galak di kandang lawan.