Manajemen GBK selaku pengelola Stadion Utama GBK (SUGBK) tengah melakukan perawatan rumput jelang duel Timnas Indonesia vs Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Semula manajemen GBK dibanjiri kritik karena kondisi rumput stadion buruk selepas digunakan berbagai kegiatan non-bola, termasuk kampanye Pemilu 2024 beberapa waktu lalu.
Kini, manajemen GBK tengah melakukan perawatan intensif untuk memperbaiki sejumlah area minor yang terdapat di permukaan rumput stadion.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dua foto yang diunggah manajemen GBK, tampak ada beberapa bagian permukaan lapangan yang minor atau tak merata dengan rumput lainnya. Perawatan intensif wajib dilakukan selama tiga pekan ke depan.
"Kegiatan pemeliharaan diprioritaskan pada pekerjaan kualitas lapangan, infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya di kawasan GBK. Perkembangan kondisi field of play/lapangan SUGBK hingga hari ini (Kamis, 22/2) terpantau masih terdapat beberapa area minor yang butuh perhatikan khusus," tulis GBK di Instagram.
"Memperhatikan hal tersebut, periode pemeliharaan lapangan SUGBK ini akan terus dilakukan secara rutin dan berkala untuk menjaga kualitas lapangan yang lebih prima sampai dengan penyelenggaraan event nanti."
Indonesia wajib memenangi dua pertandingan kontra Vietnam demi menjaga asa lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Saat ini Timnas Indonesia menempati posisi juru kunci Grup F. Dari dua pertandingan, tim asuhan Shin Tae Yong ini baru mengumpulkan satu poin, yakni hasil imbang dari Filipina.
Dengan situasi ini, jika Indonesia ingin melaju ke fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia harus segera meraih tiga poin. Target terdekat adalah mengalahkan Vietnam.
Pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 21 Maret nanti bisa menjadi ukuran apakah asa itu bisa dijaga atau tidak. Jika menang, kans terbuka lebar.
Apabila imbang apalagi kalah, peluang lolos akan menipis. Pasalnya pada 26 Maret, Indonesia akan melakoni laga tandang ke markas Vietnam. Laga di Hanoi ini jelas lebih sulit dibanding di Jakarta.
(har)