Sementara di sisi lain, pemerintah Prancis justru menyerukan para pemain Ligue 1 dan Ligue 2 dan timnas Prancis untuk mendukung komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang kegiatannya bertentangan dengan norma-norma agama, khususnya Islam.
Desakan pemerintah Prancis ini pun mendapat penolakan dari sejumlah pemain muslim. Zakaria Aboukhlal salah satunya.
"Rasa hormat adalah nilai yang sangat saya hargai. Hal ini juga berlaku bagi orang lain, namun juga mencakup rasa hormat terhadap keyakinan pribadi saya. Oleh karena itu, saya rasa saya bukan orang yang paling cocok untuk berpartisipasi dalam kampanye ini," tulisnya di akun X, dilansir oleh Al-Jazeera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sikap dan perlakuan pemerintah Prancis terhadap Islam sebenarnya tidak sebanding dengan sumbangsih besar dari atlet-atlet muslim untuk mengharumkan nama Prancis di dunia olahraga.
Pasalnya, Prancis memiliki banyak pesepak bola muslim hebat seperti Zinedine Zidane dan Paul Pogba yang pernah membawa Prancis juara Piala Dunia.
Zidane merupakan mantan salah satu pemain terbaik di dunia yang pernah membawa Prancis juara Piala Dunia 1998 dan juara Piala Eropa 2000.
Kemudian Paul Pogba pernah membawa Prancis juara Piala Dunia 2018 bersama pemain muslim lainnya yaitu Ousmane Dembele, N'golo Kante, Adil Rami, Djibril Sidibe, Benjamin Mendy, dan Nabil Fekir.
Selain itu banyak juga pesepakbola muslim yang hebat dan berhasil mengharumkan nama Prancis seperti Karim Benzema, Ibrahim Konate, atau Youssouf Fofana.
(rjr/rjr/rhr)