Nada Romantis dan Krisis Kala Indonesia Tumpas Vietnam
Timnas Indonesia menang 1-0 atas Vietnam pada Kamis (21/3) malam. Satu-satunya gol Garuda dilesakkan Egy Maulana Vikri.
Saat Egy membobol gawang Filip Nguyen pada menit ke-52, romantisme membuncah di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Gemuruh bahagia pecah, sepecah-pecahnya.
Ini adalah kemenangan pertama Indonesia atas Vietnam di Jakarta. Indonesia memang pernah menang di kandang saat menjamu Vietnam, tetapi bukan di Jakarta.
Pada 2016, dalam semifinal Piala AFF, Indonesia menang 2-1 di Stadion Pakansari, Bogor. Sebelum itu, pada 11 Juni 2008, tim Merah Putih juga menang, tetapi di Surabaya.
Dengan kemenangan atas Vietnam di GBK, seluruh anggota AFF (ASEAN) sudah pernah tumpas di GBK. Tak ada lagi tim yang pantas merasa digdaya tak pernah tumbang di GBK.
Namun romantisnya kemenangan atas Vietnam tetap saja memunculkan khawatir. Seperti ada krisis yang terjadi dalam permainan Rizky Ridho dan kawan-kawan dalam laga ini.
Jika dibanding performa saat melawan Australia pada babak 16 besar Piala Asia 2023, kontras. Gaya main yang progresif, agresif, dan determinatif tampak lekang.
Tanpa harus menyebutkan statistik, permainan tim asuhan Shin Tae Yong tak enak dipandang mata. Sepanjang 20 menit babak pertama, Indonesia seperti tak punya pola main.
Membangun serangan dari bawah tak jalan, main bola panjang mengecewakan. Pada awal duel ini Jay Idzes, Ridho, dan Justin Hubner seperti dibiarkan membuka panggung hiburan.
Asumsi muncul, jika Timnas Indonesia main seperti ini di Vietnam, akan dilumat. Bermain di Stadion My Dinh, Hanoi pada Selasa (26/3) nanti bisa menjadi kuburan.
Sejarah mencatat, Indonesia terakhir kali di menang di stadion nasional Vietnam itu pada 11 Desember 2004. Saat itu Indonesia menang 3-0 dalam ajang Piala AFF 2004.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>