Kembali ke komentar Irwansyah di awal tulisan, ia tidak pernah ragu terhadap kualitas pemain-pemain yang ada di bawah arahannya. Irwansyah selalu mengulang dan memberi penekanan bahwa pemain-pemain yang diasuhnya ini adalah sosok pemain pekerja keras, punya kemampuan teknik dan fisik yang bagus, serta disertai karakter sebagai atlet yang penuh rasa respek.
Namun di balik hal-hal tersebut, salah satu poin yang sering jadi sorotan adalah perihal kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang belum sepenuhnya solid jadi salah satu hal yang membuat Jonatan seringkali meraih hasil inkonsisten.
Sebagai contoh, tahun 2023 sejatinya bisa disebut tahun penuh gemerlap bagi Jonatan karena ia merebut tiga gelar. Namun kegagalan di babak awal pada Asian Games dan Kejuaraan Dunia membuat torehan apik tersebut seperti tercoreng dan tak terlihat lagi kilaunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan inkonsisten bahkan masih ditunjukkan Jonatan hingga awal 2024 dan baru berakhir lewat penampilan super di All England.
Merujuk pada penampilan Jonatan yang bisa naik-turun dalam waktu cepat, jelas bisa terlihat bahwa permasalahan utama Jonatan bukan ada pada teknik dan fisik. Karena bila Jonatan tertinggal dalam dua urusan tersebut, mustahil bagi Jonatan bisa mengejar lawan-lawan kuat dalam waktu relatif singkat.
![]() |
Masalah Jonatan ada dalam hal rasa kepercayaan diri dan di titik ini, masalah tersebut telah berhasil diatasi. Dengan bermain penuh percaya diri, Jonatan bisa menampilkan seluruh kemampuan yang telah ia asah dalam hari-hari latihan.
Momen saat ini adalah momen yang telah lama dinanti. Baik oleh Jonatan, Irwansyah, maupun para penggemar badminton Indonesia. Momen saat Jonatan bisa menampilkan seluruh kemampuan yang ia punya di atas lapangan.
Dengan tiga bulan menuju Olimpiade, tugas pelatih, PBSI, dan terutama tim Ad Hoc adalah menjaga rasa percaya diri tetap ada dalam diri Jonatan. Sisi psikologis Jonatan mesti benar-benar diperhatikan seiring juga latihan fisik dan teknik yang tentu bakal terus dipertajam.
Di sejumlah pertandingan ke depan sebelum Olimpiade digelar, tentu bakal ada menang dan kalah yang mungkin dialami oleh Jonatan. Namun satu misi yang pasti, rasa percaya diri itu harus tetap terpatri dalam pikiran dan hati Jonatan Christie.