Real Madrid bisa mengandalkan kualitas para pemain sayap saat menghadapi Manchester City pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stadion Etihad, Kamis (18/4) dini hari WIB.
Dalam catatan Opta, Man City berhasil menguasai hampir seluruh sektor tengah lapangan. Sedangkan Real Madrid hanya bisa mengendalikan bagian tepian di bagian kecil sayap kanan dan sayap kiri.
Ini jadi indikasi Man City punya kemapanan dalam mengendalikan tempo pertandingan. Akan tetapi, Man City ternyata inferior dalam menyikapi serangan balik dari sektor sayap. Terbukti dari tiga gol yang dilesakkan Madrid semuanya berawal dari serangan dari samping.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Real Madrid dipersenjatai pemain sayap yang mumpuni. Vinicius Junior berhasil mengobrak-abrik dari sisi kiri dan Federico Valverde dari sebelah kanan.
Gol ketiga Real Madrid jadi bukti betapa mengerikannya penyerang sayap yang dimiliki. Sayangnya hal ini kurang bisa ditangani oleh Manuel Akanji dan Josko Gvardiol yang kerap terlambat turun ke benteng pertahanan karena terlampau asyik membantu serangan.
Kesalahan seperti itu perlu dikoreksi oleh Pep Guardiola. Pengalamannya melatih Barcelona selama lima musim seharusnya memberi gambaran utuh dalam menaklukan Real Madrid. Pengalaman panjang juru taktik 53 tahun itu sebenarnya sudah cenderung positif dalam tren lima pertandingan terakhir kontra Real Madrid di Liga Champions.
Man City sama sekali belum terkalahkan dalam tiga pertandingan terakhir lawan Real Madrid. Mereka bahkan pernah menang 4-0 di leg kedua semifinal Liga Champions 2022/2023 pada 18 Mei tahun lalu.
Sejak terakhir dikalahkan pada 5 Mei 2022, Guardiola seakan sudah menemukan hapalan dalam menaklukan pemilik 14 trofi Liga Champions itu. Di saat yang sama, Real Madrid di bawah kendali Carlo Ancelotti juga nampak kesulitan mencari celah kelemahan City di panggung Eropa.
Membombardir sisi sayap dapat jadi salah satu cara Real Madrid membongkar pertahanan seperti yang dilakukan pada leg kedua. Namun di saat yang sama, lini tengah Madrid tak boleh lengah dalam mengatasi kecerdikan Kevin De Bruyne yang lihai melihat ruang kosong.
Status tuan rumah juga bisa jadi rintangan tersendiri bagi Real Madrid. Bukan tak mungkin suporter tuan rumah bakal memberi tekanan ekstra untuk Jude Bellingham yang berasal dari Inggris. Kepercayaan diri pemain termasuk Bellingham jadi salah satu kunci strategi dapat berjalan dengan baik.
Real Madrid hanya punya satu kesempatan terakhir untuk memperbaiki kesalahan. Pertandingan lawan City bakal jadi pembuktian bagi Madrid siapa yang masih layak jadi raja di Eropa.