Indonesia punya peluang yang paling besar untuk lolos ke babak delapan besar. Hal ini bisa jadi penggugah motivasi tapi juga bisa jadi bumerang bagi Garuda Muda.
Satu hal yang perlu terpatri dalam setiap benak pemain Timnas U-23 adalah tak boleh kalah lawan Yordania. Taktik dan mental jadi dua aspek penting yang dapat menentukan nasib.
STY jadi pemegang peran sentral dalam meracik strategi. Kembalinya Ivar Jenner dari hukuman kartu merah di laga perdana dapat menambah kekuatan di lini tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Justin Hubner juga diperkirakan lebih fit di laga kedua. Dua pemain abroad itu bisa berduet di sektor tengah sebagai pengatur tempo pertandingan dan pembendung serangan lawan.
Duet Ivar Jenner dan Justin Hubner seperti di Piala Asia 2023 bisa terjadi jika benteng pertahanan Timnas U-23 berkekuatan penuh. Dalam dua laga sebelumnya, trio Muhammad Ferarri-Rizky Ridho-Komang Teguh jadi andalan.
Namun Komang Teguh sempat mengalami masalah fisik saat bertanding melawan Australia. Ia ditandu keluar pada menit ke-82. Besar harapan pemain Borneo FC itu tetap fit agar kekuatan tim tetap optimal.
Selain lini belakang dan tengah, STY juga perlu meningkatkan efektivitas serangan terutama dalam penyelesaian. Saat ini baru satu gol yang dicetak Indonesia dan itupun ditorehkan oleh Komang Teguh yang berposisi bek.
Dengan absennya Ramadhan Sananta akibat kartu merah langsung di laga pertama, otomatis opsi lini depan menjadi lebih sedikit. Tinggal Hokky Caraka, Rafael Struick, dan Jeam Kelly Sroyer yang biasa dimainkan sebagai ujung tombak.
Dalam statistik yang dirilis akun Instagram Timnas Indonesia, wakil Merah Putih hanya mencatat satu shot on target dan delapan tendangan yang melenceng. Ini jadi tanda penyelesaian Indonesia perlu diperbaiki.
STY kemungkinan besar bakal tetap menjadikan Rafael Struick sebagai pilihan utama. Dengan penjagaan ketat terhadap pemain ADO Den Haag itu dalam dua pertandingan terakhir, agaknya mengandalkan Rafael sebagai muara aliran bola sulit berbuah gol.
Peran sayap harus ditingkatkan. Kecepatan berlari dan dribble yang di atas rata-rata dapat kembali diutamakan. Namun dalam hal ini, stamina pemain bakal sangat terkuras seperti halnya menghadapi Qatar dan Australia.
Ketahanan fisik bakal jadi kekuatan utama Yordania. Tim besutan Abdullah Abu Zema itu mampu menahan imbang Australia tanpa gol dan nyaris terhindar dari kekalahan andai Qatar tidak mencetak gol di akhir pertandingan.
Mengenali potensi pemain dan memperhatikan kekuatan lawan bakal jadi faktor penguat Indonesia bisa menang lawan Yordania. Jika kemenangan direbut, maka sejarah baru akan tercipta untuk Garuda Muda.