ANALISIS

Indonesia Tak Perlu Gentar DNA Eropa Guinea di Playoff Olimpiade

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 07 Mei 2024 07:51 WIB
Berikut analisis Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 di playoff Olimpiade Paris 2024. Tim asuhan Shin Tae Yong tak perlu gentar hadapi DNA Eropa Guinea.
Sejumlah pemain Indonesia sedang atau pernah bermain di cuaca dingin Eropa. (Dok. AFC)

Sejarah mencatat, Timnas Indonesia (utamanya di level senior) inferior saat jumpa tim Afrika. Kamerun, Ghana, Mesir, Kenya, hingga Liberia pernah dihadapi dan dominan kalah.

Lawan asal Afrika yang terakhir kali dihadapi Indonesia adalah Burundi, pada 2023. Hasilnya tim asuhan Shin Tae Yong ini meraih kemenangan dan imbang.

Dalam peringkat FIFA, posisi Guinea memang jauh lebih dari Indonesia. Saat ini Guinea menempati posisi ke-76. Pada saat yang sama Indonesia berada di urutan ke-134.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, peringkat ini sama sekali tak bisa menjadi tolok ukur. Buktinya Indonesia U-23 bisa unggul atas Australia, Yordania, dan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Yang jadi pertanyaan, apakah bisa Marselino Ferdinan dan kawan-kawan tampil seperti di Piala Asia U-23 2024? Dengan tim yang masih solid, lebih baik bahkan bisa.

Mungkin, hawa dingin yang bisa menjadi kendala. Ketika bertanding pada Kamis (9/5) nanti, suhu Udara di Clairefontaine diperkirakan berada pada 11 hingga 16 derajat celcius.

Ini terbilang dingin untuk warga Asia, seperti Indonesia, yang biasa dengan cuaca hangat. Namun, sejumlah pemain Indonesia sudah tak asing dengan suhu dingin.

Selain pemain yang berkiprah di negeri dingin, seperti Marselino, Pratama Arhan, Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On, atau Ivar Jenner, pemain lainnya sudah tak asing suhu dingin.


Beberapa pemain U-23 adalah jebolan Garuda Select yang berkiprah di Inggris dan Italia. Beberapa lainnya sempat berlatih di Kroasia menjelang Piala Dunia U-20.

Satu-satunya kendala yang bisa merusak adalah psikologis. Tekanan public setelah kalah dari Uzbekistan dan Irak membuat pemain gusar. Namun hal ini biasanya bisa diatasi.

Lazimnya atlet, tekanan bertubi-tubi adalah vitamin penambah darah semangat juang. Pemain hanya tinggal melawan diri sendiri, menyerah atau melompat lebih tinggi.



(abs/rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER