Tak heran jika pelatih yang kerap disapa Mochi itu jarang terlihat. Kini dirinya sedang diberi tanggung jawab besar untuk membangun Timnas Putri Indonesia yang bisa dikatakan dari nol.
Selain membentuk tim senior, ia juga harus menyusun tim junior yang jadi peserta turnamen internasional. Piala Asia U-17 Wanita adalah salah satunya. Lalu Piala Asia Wanita 2026 bisa jadi tujuan berikutnya.
Piala Asia Wanita 2026 di Australia belum ditentukan jadwal pastinya. Merujuk edisi-edisi sebelumnya, turnamen yang sekaligus jadi kualifikasi piala dunia itu digelar di awal tahun. Artinya, Mochizuki berkesempatan membawa skuad Garuda Pertiwi di ajang tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kualifikasi biasanya bergulir sekitar enam bulan sebelum turnamen. Indonesia merupakan salah satu peserta di Piala Asia Wanita 2022. Meski tanpa kompetisi, Indonesia mampu menapak di panggung tertinggi Asia kala itu.
Jelang Piala Asia Wanita 2026, setidaknya masih ada waktu lebih dari satu tahun untuk membangun tim yang tangguh. Bukan tak mungkin pula kompetisi sepak bola wanita Indonesia bisa bergulir di garis waktu ini.
Namun, Sekjen Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) Souraiya Farina menyebut Liga 1 Putri bisa bergulir pada 2025 mendatang. Dengan lini masa menuju turnamen prestise seperti Piala Asia, sudah semestinya kompetisi digulir tepat waktu.
"Ada rencana strategis sebenarnya. Ditargetkan federasi dan didukung ASBWI agar timnas putri bermain Piala Dunia 2035. Juara Asia 2038. Tapi itu enggak mungkin serta-merta. Kita bicara kompetisinya, kalau serta-merta langsung tanpa mikirin fondasi sama saja kosong," kata Souraiya Farina, dalam diskusi yang digelar PSSI Pers bertajuk "94 Tahun PSSI: Mau ke Mana?" di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (11/5) lalu.
Souraiya menyampaikan, saat ini tercatat ada 171 klub sepak bola wanita dan 140 di antaranya, belum memenuhi sederet kriteria penting seperti struktur direktorat, status badan hukum, kepelatihan, dan legalitas.
![]() |
Dari 171 klub itu, terdapat sekitar 5.000 pemain yang 1.500 di antaranya berusia di bawah 15 tahun. Karena itulah, fokus kompetisi sepak bola wanita bertumpu pada pembinaan usia muda sebelum beranjak ke level profesional.
Apa yang dimaksudkan ASBWI ada benarnya. Kompetisi perlu lebih dari sekadar animo masyarakat. Klub butuh strukturisasi internal dalam membangun skuad. Penyelenggara kompetisi juga perlu konsep yang matang untuk menyajikan pertandingan yang menarik.
Situasi ini butuh waktu yang tidak sebentar untuk diselesaikan. Tapi sebagai pendukung sepak bola Tanah Air, spanduk 'Liga Putri?' harus terus dibentangkan sebagai pengingat.
(jun)