Dalam satu dekade terakhir pelaksanaan Piala AFF U-15 atau U-16, selalu ada pemain yang akhirnya muncul dan jadi bintang Timnas Indonesia.
Dari edisi 2013 ada Asnawi Mangkualam (yang saat itu masih seorang gelandang), dari edisi 2017 dan 2018 ada beberapa nama seperti David Maulana dan Brylian Aldama.
Kemudian untuk edisi berikutnya ada Marselino Ferdinan yang kini berkiprah di luar negeri. Lalu dari edisi 2022 ada nama-nama seperti Kafiatur Rizky, Narendra Tegar, dan Riski Afrisal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kali ini, di Piala AFF U-16 2024, muncul nama-nama seperti Evandra Florasta dan Daniel Alfrido. Jika terus diasah dan rutin main di kompetisi, bakat mereka bisa berkembang.
Nama-nama lainnya, seperti Zahaby Gholy, Mierza Firjatullah, Putu Panji, Dafa Zaidan, dan Nur Ichsan. Masa depan mereka masih panjang dan tidak pantas layu sebelum ranum.
Tentu saja hal itu akan terjadi jika mereka dapat kompetisi. Jika PSSI tak segera menggelar Liga U-16, kualitas mereka akan terkikis habis. Banyak contoh nama yang bisa disebut.
Sedangkan promosi ke Liga 1, seperti didapat Marselino, butuh pelatih yang peduli pembinaan. Untuk level profesional, tidak banyak pelatih yang berani memberi menit main pemain muda.
Terlepas dari itu performa anak-anak Indonesia di Piala AFF U-16 2024 terus meningkat. Mentalitas pemain terasah dengan sangat baik selama kejuaraan.
Saat kalah dari Australia adalah buktinya. Meski tampil dengan 10 pemain sejak pertengahan babak pertama, daya juang pemain tetap tinggi dan memberi perlawanan keras.
Namun, ini mentalitas di dalam negeri. Daya juang dan ketahanan mental pemain belum teruji di luar negeri. Bisa dibilang ini adalah pekerjaan besar Nova Arianto.
Jika PSSI memang mematok target Indonesia U-16 tampil di Piala Dunia U-17 2025, memperbanyak uji coba internasional adalah sebuah keharusan. Bila perlu pemusatan latihan di luar negeri.