ANALISIS

Spanyol vs Jerman: Final Kepagian Euro 2024, Siapa Pulang Cepat?

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Jumat, 05 Jul 2024 07:55 WIB
Duel perempat final yang mempertemukan dua tim matang, Spanyol dan Jerman, layak disebut sebagai final 'kepagian' di Euro 2024.
Jerman tak mau melepaskan kans menjadi juara di hadapan pendukung sendiri. (REUTERS/Lee Smith)

Eksistensi dua pelatih anyar yang dimiliki Spanyol dan Jerman adalah daya tarik tersendiri jelang duel ini. Baik Nagelsmann atau De La Fuente, sama-sama menanggung ekspektasi tinggi dari publik.

Nagelsmann datang menggantikan pada September 2023 untuk memperbaiki reputasi tim yang babak belur di Piala Dunia 2022. Pelatih 36 tahun itu punya tugas besar setelah kejayaan Jerman di tangan Joachim Low berakhir pada 2021 lalu.

Sejauh ini Nagelsmann sudah memimpin 12 pertandingan Jerman di semua ajang dengan catatan yang cukup baik: tujuh kemenangan, tiga imbang, dan dua kali kalah. Impresivitas selama Euro 2024 pun dianggap membuka harapan bagi Jerman untuk bangkit kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari komposisi pemain, sebenarnya tidak ada perbedaan jauh antara skuad Nagelsmann dengan pelatih sebelumnya, Hansi Flick. Misalnya, kedua pelatih sama-sama menaruh Kai Havertz sebagai 'false nine' di lini depan. Namun dari segi permainan, terlihat satu hal mencolok di lini tengah saat Nagelsmann menduduki kursi kepelatihan.

Di era Flick, ada duet gelandang tengah yakni Ilkay Gundogan dan Joshua Kimmich. Perpaduan ini ternyata gagal total di Piala Dunia 2022 sehingga Jerman tersingkir dari babak penyisihan.

Saat Nagelsmann mengambil kemudi, Gundogan dipasang sedikit lebih maju sebagai pemain nomor 10. Sedangkan pos nomor 8 jadi milik Toni Kroos yang dipadukan dengan Robert Andrich sebagai nomor 6.

Pola ini membuat Gundogan leluasa membuka ruang. Toni Kroos juga bisa lebih maksimal mengalirkan bola entah ke Florian Wirtz atau Jamal Musiala yang menusuk dari samping.

Hasilnya, dalam catatan Sports Mole, Jerman jadi tim dengan jumlah peluang terbanyak (71 kali) dan rata-rata penguasaan bola tertinggi (62 persen). Agresivitas ini dibarengi dengan solidnya pertahanan karena baru kebobolan dua kali.

Banner Testimoni

Di sisi lain, revolusi yang dilakukan Jerman ternyata juga dilakukan oleh Spanyol. Tim yang selama lebih dari satu dekade lekat dengan identitas 'Tiki-Taka' pun sirna di tangan De La Fuente yang mulai menangani tim sejak 2022 lalu.

Berdasarkan laporan Opta, Spanyol jadi salah satu tim dengan rata-rata penguasaan bola paling rendah (54,4 persen). Padahal biasanya, Spanyol erat dengan persentase tinggi pada setiap pertandingan.

Kini Spanyol bermain lebih cepat alih-alih membuka ruang dari bola yang mengalir kaki ke kaki. Peran dua flank, Lamine Yamal di kanan dan Nico Williams di kiri pemegang peran penting.

Kolektivitas juga jadi kunci permainan negeri Matador kali ini. Setiap pemain seakan mendapat tugas yang sama untuk sama-sama menggempur pertahanan lawan. Hasilnya, ada tujuh pemain berbeda dari total sembilan gol yang dicetak Spanyol.

Fakta-fakta ini akan membuat pertandingan Spanyol vs Jerman berjalan menarik sekaligus sengit. Meski demikian, pertandingan ulangan final Euro 2008 ini akan jadi milik Jerman dengan kombinasi kendali permainan dan aksi individu Jamal Musiala dan Florian Wirtz.

(nva/nva)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER