Euro 2024 adalah momen pengenalan Lamine Yamal ke seluruh dunia. Banyak yang terpukau oleh kemampuan Lamine Yamal dan langsung menyadari bahwa Spanyol, juga Barcelona, punya satu pemain muda baru yang bisa diandalkan.
Saat ini, Lamine Yamal masih terlihat begitu bersuka ria dengan bola di kakinya. Menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dia miliki dengan penuh kegembiraan sambil berusaha menerobos pertahanan dan mencetak gol ke gawang lawan.
Namun masa-masa indah itu bakal berakhir lebih cepat bagi Lamine Yamal. Dengan kehebatan yang ia miliki, hanya tinggal menunggu waktu saja Lamine Yamal bakal dibebani segala macam omongan-omongan yang seharusnya diarahkan ke pemain yang sudah berusia dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lamine Yamal baru akan berusia 17 tahun pada 13 Juli namun cap pemain bintang yang harus menanggung beban seperti pemain-pemain dewasa akan segera melekat pada dirinya. Padahal FIFA saja masih menetapkan kejuaraan kelompok umur hingga Piala Dunia U-20.
Lamine Yamal tidak akan lagi menikmati kisah susah-payah pemain junior menembus tim utama. Semua sudah dilakukan Lamine Yamal dalam waktu singkat. Bebannya kini berganti jadi beban seorang pemain bintang yang diharapkan selalu bersinar terang.
Satu kesalahan Lamine Yamal setelah ini, tidak akan lagi dipandang sebagai kesalahan pemain belia. Segala tindak-tanduk Lamine Yamal kini sudah dianggap menentukan nyawa Spanyol, dan kemudian nanti demikian pula saat kembali ke Barcelona.
![]() |
Lamine Yamal adalah produk asli Barcelona. Ia bukan pemain pertama yang bersinar di usia belasan. Lamine Yamal ada di jalan yang sama dengan jalan yang telah dilalui oleh Lionel Messi, megabintang yang terus bersinar sejak usia belasan hingga kini nyaris berumur 40 tahun.
Namun yang harus diingat, ada pemain-pemain muda lain yang juga melalui jalan yang sama, tetapi tidak bersinar seperti halnya Lionel Messi. Dari jalan La Masia, nama-nama seperti Bojan Krkic, Giovani Dos Santos, Munir El Haddadi, hingga Ansu Fati juga melalui jalan yang sama tetapi tak bisa bersinar seterang Messi.
Kegagalan-kegagalan senior itulah yang harus jadi pelajaran besar bagi Lamine Yamal. Ia adalah sosok pilihan namun beban dewasa yang datang terlalu cepat bisa jadi beban yang berbahaya bila tak dikelola dengan cara yang tepat.
(jun)