Ketika satu per satu generasi emas Spanyol pensiun dari tim nasional, dari mulai Carles Puyol, Sergio Ramos, Xavi Hernandez, hingga Sergio Busquets, La Furia Roja tak terlihat sama lagi.
Performa mereka di Piala Dunia 2022 seperti anak ingusan yang belum punya masa depan. Luis Enrique seperti tak punya magis untuk mengembalikan kejayaan.
Situasi agak berubah begitu Luis de la Fuente didatangkan. Pelatih usia muda Spanyol yang sudah dikontrak RFEF sejak 2013 ini dipromosikan seusai Olimpiade Tokyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak debut dengan menang 3-0 atas Norwegia, perlahan tapi pasti Spanyol seperti punya secercah harapan. Sejauh ini, sudah 20 laga dilakoninya dan kalah cuma dua kali.
Permainan Spanyol menyihir lagi. Gelar juara Nations League 2023 salah satu buktinya. Namun, masih banyak keraguan akan kualitas Spanyol, sebab ajang ini tak mentereng.
Melihat daftar pemain Spanyol di Euro 2024, pun tak meyakinkan. Bahkan masuknya nama Nico Williams dan Lamine Yamal sempat diragukan. Mereka dinilai belum pantas di Euro.
Tak dinyana, pemain-pemain muda ini, yang didukung tenaga matang macam Alvaro Morata, Rodri, Jesus Navas, hingga Dani Carvajal, malah mengembalikan gen indah Spanyol.
![]() |
UEFA mencatat, rata-rata ball possession Spanyol kurang dari 60 persen. El Matador, julukan lain Spanyol, bukan lagi tim yang kemaruk memainkan bola berlama-lama.
Kendati begitu, sisi indah permainan Spanyol lewat sentuhan tiki-taka yang cepat tak hilang. Ibaratnya, kini Spanyol mengkombinasi gaya main Barcelona dan Atletico Madrid.
Italia, Jerman, dan Prancis, tim-tim dengan nama besar, sudah jadi korban Spanyol. Dari ketiga lawan ini, hanya Italia yang sempat membuat Spanyol agak mati gaya.
Karenanya tiga wajah baru Inggris yang dibangun Southgate dan progresivitas tiki-taka Spanyol racikan de la Fuente layak disebut sebagai megaduel sepak bola indah Euro 2024.
(abs/wiw)