"Ah, kan cuma tambah satu MD Prancis yang juga bukan unggulan dan pemain elite, jadi harusnya bukan masalah besar?"
Ini jelas masalah besar. Dengan bertambah satu wakil, artinya ada satu grup yang berisi lima ganda putra. Hal itu berarti bakal ada satu laga ekstra yang harus dimainkan oleh pemain-pemain di grup tersebut.
Bertambah satu laga akan jadi hal krusial di tengah Olimpiade yang punya tekanan tinggi dan beban besar bagi tiap pemain. Dua ganda yang lolos akan menanggung kelelahan yang lebih besar dan waktu recovery yang lebih singkat dibandingkan enam pasangan lainnya yang akan berlaga di babak perempat final.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini tentu bakal berdampak pada peluang juara pemain-pemain yang berada di grup yang berisi lima ganda di fase gugur. Fokus dan konsentrasi mereka lebih terkuras dibanding lawan-lawan yang berasal dari grup lainnya.
Beda halnya jika BWF berbalik arah dan memutuskan Labar/Corvee bertarung melawan Popov bersaudara di laga playoff sebelum masuk ke fase grup Olimpiade. Langkah itu sejatinya jadi langkah yang paling adil bila BWF tetap mengizinkan dua ganda Prancis bermain di Paris 2024.
Terkait peluang juara, jangan pernah mengecilkan peluang tiap pasangan yang berlaga. Dengan ikut Olimpiade, otomatis dua ganda putra Prancis punya peluang untuk meraih medali emas. Apalagi mereka akan bermain di hadapan banyak pendukung mereka.
![]() |
Kabar Labar/Corvee bisa main di Paris 2024 jelas jadi kabar gembira bagi Prancis, tetapi tidak dengan negara-negara peserta lainnya.
Dengan kehadiran dua wakil ganda putra Prancis, kembali lagi, ini jelas sudah tak sesuai aturan yang sebenarnya telah ditetapkan sendiri oleh BWF dan dipatuhi bersama. Prancis harusnya hanya punya satu wakil dan kini jadi dua ganda. Artinya secara persentase di atas kertas, peluang meraih medali tentu bertambah untuk kontingen Prancis.
Cara BWF mengelola situasi ini kembali menunjukkan ketidakmampuan BWF mengemban tanggung jawab sebagai organisasi induk tertinggi di dunia badminton. Mereka seperti orang tua yang tidak berwibawa.