Rony Agustinus berhasil membawa pebulutangkis Korea Selatan, An Se Young merebut medali emas Olimpiade Paris 2024. Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Rony Agustinus.
Rony Agustinus mencuri perhatian saat mendampingi An Se Young di final Olimpiade Paris 2024. Ia begitu tegang menyaksikan gerak-gerik An Se Young di lapangan.
Rony bertepuk tangan ketika An Se Young mendapat angka, lalu berusaha meminta An Se Young untuk tetap tenang ketika kehilangan ritme permainan. Saat An Se Young dinyatakan sebagai pemenang, Rony berdiri dan ikut merayakan kemenangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerja kerasnya mendampingi An Se Young membuahkan hasil manis. Bagaimana perjuangan Rony Agustinus menemani An Se Young? Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Rony Agustinus:
Bagaimana perasaan Anda setelah sukses mengantarkan An Se Young juara Olimpiade?
Sangat bangga. Cukup senang karena ini Olimpiade ajang besar. Sulit digambarkan hahaha. Bangga dengan kerja keras An Se Young selama ini, saya bantu dia, rasanya plong.
Dalam perjalanan menuju torehan emas Olimpiade, mana pertandingan paling sulit untuk An Se Young?
Kalau untuk yang di penyisihan grup mungkin relatif lebih aman karena dari segi kualitas An Se Young lebih baik.
Tetapi sejak mulai perempat final, semifinal, final, kami prediksi semua peluangnya 50-50, apapun bisa terjadi di Olimpiade.
Buktinya dengan Akane Yamaguchi tiga game, An Se Young kalah jauh di game pertama. Dengan Gregoria Mariska Tunjung, game pertama kalah cukup jauh juga. Menurut saya tiga laga itu menegangkan semuanya.
![]() |
An Se Young terlihat tertekan saat lawan Gregoria Mariska. Apa yang anda sampaikan sehingga bisa bangkit di game kedua dan ketiga?
Saya sampaikan,' Ini sudah semifinal. Coba berusaha bermain lebih rileks saja'.
Karena saya lihat gim pertama memang tegang banget, kelihatan dari An Se Young-nya. Jadi tidak bisa berkembang. Dan Grego main bagus dan lebih rileks. Jadi terlihat lebih mengontrol permainannya, lebih nyaman.
Saya coba memberi dia masukan.
'Kamu lebih rileks, lebih nyaman, enjoy sama game ini. Jangan mikirin tegangnya, takutnya atau apapun'.
Puji Tuhan gim kedua dia bisa balik keadaan itu dan gim ketiga pun poin-poin terakhir juga ketat juga.
Apakah kaget bertemu He Bingjiao di final karena di blok bawah banyak pemain top lain seperti Chen Yufei, Carolina Marin, dan P.V Sindhu?
Kalau ngomong di Olimpiade, semua lawan punya potensi untuk masuk semifinal atau final. He Bingjiao lawan Chen Yufei juga bisa fight. Semua ingin mendapatkan medali. Ini kan Olimpiade, ini kan berjuang. Semua pasti fighting.
Karena ini kan Olimpiade, terbesar di badminton dan bukan hanya di badminton melainkan juga di olahraga keseluruhan.
Sejauh mana tekanan dirasakan An Se Young jelang Olimpiade mengingat statusnya sebagai pemain nomor satu dunia?
Kalau pressure, harus diakui cukup besar. Karena dia juara Asian Games, juara dunia, peringkat satu dunia. Jadi harapan ke dia untuk dapat medali itu cukup besar, terutama untuk Korea sendiri, juga untuk Asosiasi.
Tapi ya berusaha untuk menerima itu semuanya karena dia harus siap dengan posisi itu. Karena dengan gelar-gelar dia, dengan rekor dia seperti itu, mau gak mau dia harus terima. Harus bisa menghadapi, bisa mengendalikan situasi semuanya. Jangan dijadikan beban.
Saya sering sampaikan: 'Ini sudah pilihan kamu. Mau gak mau kamu harus terima ini'.
![]() |
Lalu apa pembicaraan anda dengan An Se Young dalam hari-hari di Paris? Apa selalu membicarakan target?
Enggak. enggak. Dari awal saya gak pernah menargetkan 'kamu harus juara'. Karena saya tahu beban di Olimpiade ini tidak ringan. Bukan seperti All England, World Championship. Ini Olimpiade, sangat berbeda. Karena di penyisihan pun bisa saja lewat. Karena drawing pun kita gak tahu.
Jadi saya gak pernah membicarakan, 'Kamu harus juara dan sebagainya'. Tetapi berbicara supaya enjoy, mematangkan cara main dia, jaga kondisi jangan sampai cedera. Proses itu lebih penting.
Baca lanjutan wawancara ini di halaman berikut >>>