Cerita Pelatih Soal Emas Olimpiade Veddriq: Ikhlas dan Salat Duha
Pelatih panjat tebing Hendra Basir mengungkapkan cerita soal emas Olimpiade yang bersejarah dari kerja keras dan ketenangan Veddriq Leonardo.
Kali pertama tampil di Olimpiade, atlet panjat tebing Indonesia langsung mempersembahkan emas. Panjat tebing pun menjadi cabang olahraga kedua yang menyumbang emas Olimpiade untuk Indonesia setelah bulu tangkis yang sudah mengukir kejayaan sejak 1992.
Di balik emas Veddriq, Hendra tak memungkiri ada tekanan yang dirasakan sebelum atlet asal Pontianak itu berlaga memacu kecepatan memanjat papan setinggi 15 meter. Hal itu muncul lantaran Veddriq menjadi satu-satunya atlet Indonesia tersisa, padahal panjat tebing memiliki target menyumbang medali.
Hendra pun berkomunikasi intens dengan Veddriq setelah mengetahui Rajiah Sallsabillah gagal meraih medali. Segala saran dan kiat untuk menenangkan anak asuhnya dilakukan sosok yang sudah lama memoles atlet-atlet panjat tebing Indonesia.
"Nah saya ajak Veddriq itu di setengah 9, lebih awal, sambil ya ngobrol ringan aja. Jangan pikirin ini Olimpiade, kita anggap ini kejuaraan dunia biasa gitu. Lawan -lawannya juga sama kok, jadi saya sendiri sudah ikhlas apapun yang terjadi perform aja," ucap Hendra menceritakan momen sebelum Veddriq berlaga.
Tak cuma menenangkan sang atlet, Hendra juga mencoba membuat hatinya tentram. Salat duha jadi cara mendekatkan diri dengan Tuhan untuk mendapat kedamaian.
"Sebelum ngajak Veddriq makan siang itu saya sempetin salat duha, terus ya saya bilang memang kalau rezekinya Veddriq, tolong dikasih ya Allah gitu. Kalau sudah rezekinya saya ikhlas kok, saya ikhlas apapun yang terjadi. Dan ya Alhamdulillah yaitu juga ketika pertandingan ya saya lebih tenang, Veddriq juga tenang," tuturnya.
Hendra menerangkan sudah merelakan apa pun yang terjadi, terlebih sehari sebelumnya Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah dikalahkan lawan dalam perjuangan meraih medali Olimpiade.
Ketenangan Veddriq dalam menghadapi lawan-lawan dalam babak perempat final hingga partai puncak pun diapresiasi Hendra.
"Jadi ya itulah yang terjadi lebih kepada kita ikhlasin aja. Kalau di cewek itu memang keinginan, karena kita tau bahwa seandainya Billah menang sekali, Desak menang sekali, kita sudah memastikan perak. Tapi memang hasilnya berbeda, takdirnya berbeda. Bahwa bebannya di Veddriq dan dia ya layak untuk medali emas dengan ketenangan itu," ujar Hendra.
(abs/nva)