Kontingen Indonesia memilih tiba lebih awal di Paris untuk mengadaptasi perbedaan kondisi di Paris jelang Paralimpiade 2024, 28 Agustus hingga 8 September mendatang.
Bagi tim panahan Indonesia, berangkat lebih awal ke Paris bermanfaat untuk menyesuaikan perubahan angin yang jadi tantangan tersendiri bagi Ken Swagumilang dan kawan-kawan di Paralimpiade 2024.
Cabor para panahan menjadi satu dari dua cabang olahraga yang diberangkatkan lebih awal ke Paris. Lima atlet para panahan dan empat atlet boccia sudah bertolak dari Indonesia sejak 5 Agustus lalu untuk adaptasi lebih awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini terbukti tepat, terutama untuk cabor para panahan yang sangat berpengaruh dengan kecepatan angin saat perlombaan. Atlet para panahan Indonesia, Ken Swagumilang, bercerita tentang perubahan kecepatan angin di Paris yang sulit diprediksi.
"Latihan kami lebih banyak di penguasaan kondisi dan lingkungan seperti cerah, mendung dan angin. Angin hari ini luar biasa kencangnya, tidak tahu kenapa kencang banget dari pagi. Selama di sini belum pernah berlatih dalam kondisi angin sekencang hari ini, tingkat kesulitan lebih tinggi, cukup sulit dan menantang," kata Ken dalam keterangan resmi NPC Indonesia, Jumat (23/8).
"Tetapi, saya sudah siap dengan kondisi cuaca dan angin. Saya menikmati siapa pun lawan yang saya temui. Di para panahan itu random, tidak ada juara bertahan yang di atas terus, lalu turun peringkat dua atau tiga. Kadang kalah di perempat final tiba-tiba bisa dapat emas," lanjutnya.
Sementara itu pelatih kepala para panahan Indonesia, Idya Putra Harjianto, menyebut masa adaptasi sejak awal Agustus lalu berjalan sesuai harapan. Lima atlet para panahan melalui cuaca dari yang dengan suhu terendah 12 derajat sampai yang tertinggi 37 derajat.
"Kami hanya melatih menghafal tekanan angin seberapa kencang dan seberapa mengubah arah bidikan, agar saat hari H insya Allah tidak ada halangan," kata Idya.
"Target minimal bisa masuk semifinal, karena biar bagaimanapun kita sudah sampai di sini dengan kekuatan lima atlet, paling tidak ada yang ke semifinal. Untuk pesaing terberat dari India dan China," ia menambahkan.
Sedangkan Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Paralimpiade 2024, Reda Manthovani, menyatakan persiapan wakil Merah Putih semakin maksimal. Hal itu ia sampaikan usai meninjau wisma atlet di Saint-Denis, Paris.
"Pagi ini saya sudah mengecek perkampungan atlet, di mana atlet kita ditampung di sana. Kita juga bisa melihat tempat untuk kesehatan dan tempat untuk para wartawan. Semua dalam kondisi yang siap," ucap Reda.
"Kami tidak perlu pendingin ruangan sekarang, karena memang sudah dingin. Mungkin yang perlu nanti malah penghangat ruangan supaya tidak kedinginan. Tetapi insya Allah sampai September awal ini dinginnya tidak ekstrem, cuma bagi orang Indonesia memang cukup mengganggu," ia melanjutkan.
Setelah Olimpiade Paris 2024 usai, Prancis akan menggelar Paralimpiade 2024 mulai 28 Agustus hingga 8 September. Sebanyak 35 atlet Indonesia akan ambil bagian dalam pesta olahraga ini. Dari jumlah tersebut kontingen Indonesia akan bersaing di 10 cabang olahraga dari 22 yang dipertandingkan.
Wakil-wakil Indonesia ini akan tampil di cabang olahraga badminton, panahan, atletik, boccia, balap sepeda, judo, angkat beban, menembak, renang, dan tenis meja.
(ikw/har)