Pada awal musim ini Dimas Drajad memperlihatkan sentuhannya mulai kembali bersama Persib Bandung. Ini berbeda dengan musim lalu saat membela Persikabo 1973.
Satu assist dan satu gol telah dilesakkan Dimas di tiga laga Liga 1 2024/2025. Kepercayaan diri dan psikologis Dimas yang sempat hilang pada musim lalu, terlihat mulai pulih.
Begitu juga dengan Sananta. Meski belum moncer di Liga 1, aksi-aksinya bersama Persis Solo terlihat agresif. Pemain asal Pekanbaru ini mulai garang lagi, seperti saat di PSM Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja Shin belum begitu percaya dengan kualitas Sananta. Pemain 21 tahun ini sudah beberapa beberapa kali dipanggil ke Timnas, tetapi masih sebagai cadangan mati.
Maka ini kesempatan bagi Dimas dan Sananta unjuk kebolehan. Saat Ragnar dan Struick belum begitu moncer, keduanya harus memperlihatkan kualitas yang lebih baik dalam latihan.
Melawan pemain bertahan Arab Saudi yang tinggi besar, kelincahan dan militansi, kiranya bakal jadi penentu. Sekilas, Dimas dan Sananta punya dua modal ini untuk jadi pilihan.
Namun, Struick juga punya dua aspek ini. Shin sangat suka dengan pemain ADO Den Haag ini karena militansinya dalam pertandingan. Ia ngotot dan aktif membantu saat bertahan.
Dalam skema pragmatis bertahan dan mengandalkan serangan balik, Struick sudah teruji. Dalam situasi tertentu, pemain 21 tahun ini juga punya akurasi tembakan yang lumayan baik.
Berkaca dari laga-laga sebelumnya, saat melawan dengan sistem pertahanan yang baik, pemain sayap jadi senjata Shin untuk membobol gawang lawan, seperti di Piala Asia 2023 (2024).
Beberapa nama yang punya potensi eksplosif adalah Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, dan Marselino Ferdinan. Kebetulan ketiganya dalam kondisi yang prima menjelang laga ini.
Bisakah Timnas Indonesia mencuri poin di kandang Arab Saudi? Tak ada yang mustahil. Shin Tae Yong percaya itu dan menurutnya mentalitas serta militansi akan menjadi kunci.
(nva)