Paris, CNN Indonesia --
Saling tukar pin atau bros sudah jadi budaya di Olimpiade dan Paralimpiade 2024. Selain itu, ada fungsi lain dari pin ini selama pesta olahraga dunia berlangsung.
Pin atau bros yang ditemui di Olimpiade dan Paralimpiade biasanya berdiameter 3 cm, namun ada pula yang punya ukuran lebih besar mencapai 7 cm. Untuk kontingen Indonesia, pin yang digunakan berbentuk Garuda Pancasila.
Tak dinyana pin Garuda ini jadi incaran barter pin. Tak hanya atlet dari luar negeri, para relawan, petugas kebersihan, hingga polisi di Prancis kerap meminta pin ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata mereka yang meminta pin ini tertarik dengan bentuk pin Garuda. Salah satu relawan Paralimpiade 2024 yang meminta pin kepada CNNIndonesia.com beralasan, pin Garuda punya tampilan yang unik tak seperti negara lain yang hanya berbentuk bendera atau sekadar nama negara.
Karena itu, menyimpan pin Garuda di kantung tidak akan bertahan lama. Ada saja yang menyapa 'Hai Indonesia!' lalu berkata 'Pin Garuda! Pin Garuda!'.
Barter pin dapat jadi medium untuk saling mengenal orang dari belahan bumi lainnya. Aktivitas ini juga merupakan penyampaian informasi efektif untuk bertanya tentang rekomendasi makanan atau tempat menarik lainnya di Paris.
Selain itu, pin juga bisa digunakan untuk 'menyuap' aparat yang berjaga nyaris di setiap sudut kota. Banyaknya jumlah petugas keamanan membuat lahan parkir semakin terbatas.
Ini jadi tantangan tersendiri bagi kontingen yang menggunakan mobil untuk operasional sehari-hari.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Terlebih di arena yang terletak di pusat kota seperti Hotel Des Invalides, Stade de France, dan Eiffel Tower Stadium. Untuk mencari akses jalan saja sudah jadi persoalan tersendiri, apalagi mencari tempat parkir.
Biasanya mobil bisa parkir di tepi jalan pada beberapa area tertentu. Tapi selama Olimpiade dan Paralimpiade, parkir diprioritaskan untuk kendaraan panitia, kontingen, pejabat tinggi, polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran.
Bagi awak media yang menggunakan kendaraan yang disediakan panitia, diizinkan parkir di tempat khusus meski seringkali sudah terisi penuh. Dari sini otak harus berputar untuk mencari cara.
Salah satu yang memungkinkan adalah parkir di tempat polisi karena mereka tak selalu berjaga di tempat yang sama, berbeda dengan ambulans dan pemadam kebakaran. Akan tetapi, perlu cara khusus untuk meminjam tempat polisi tersebut.
Biasanya polisi sudah paham jika ada mobil kontingen yang ingin parkir. Mereka langsung menghampiri kaca jendela supir dan bertanya kepentingan yang bersangkutan. Kejujuran adalah kunci di sini, bilang saja ingin parkir mobil.
Untuk polisi yang ramah, biasanya hanya tersenyum lalu bertanya 'Anda punya pin?'. Jika pin sudah berpindah ke tangannya, ia kemudian mempersilahkan lahan parkirnya dipinjam.
[Gambas:Photo CNN]
Tak hanya berlaku untuk meminjam parkir, memberikan pin acap efektif agar petugas keamanan mengendurkan pemeriksaan barang di pintu masuk arena. Salah satu contohnya adalah membawa minuman sebotol penuh ke dalam tribune.
Sebenarnya tak ada larangan untuk membawa minuman dari luar. Tapi untuk minuman botol kaca tak diizinkan. Lalu untuk orang yang membawa minuman di kemasan juga kerap disuruh untuk meminum isi botol tersebut sebagian untuk memastikan cairan yang dibawa bukan barang mudah terbakar.
Banyak petugas keamanan yang berwajah datar bahkan ada pula yang ketus tapi suka berbasa-basi menanyakan asal negara. Sejurus kemudian pertanyaan 'Anda punya pin?' pun keluar dari lisannya. Saat pin sudah digenggamnya, barulah senyum merekah dan mempersilahkan lewat tanpa mengobok-obok isi tas.
[Gambas:Video CNN]