Piala Dunia 2026 belum dekat, tetapi sudah tidak terlalu jauh bagi Timnas Indonesia. Hasil imbang 0-0 melawan Australia salah satu barometernya.
Dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Selasa (10/9) malam, Socceroos dibuat frustrasi oleh Jay Idzes dkk.
Memang, jika dilihat dengan kacamata statistik, Indonesia relatif kepayahan. Penguasaan bola 37 berbanding 63 persen dan tendangan ke gawang lima berbanding 19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, Ragnar Oratmangoen sampai bertekuk lutut beberapa kali di penghujung babak kedua, tetapi ia tak menyerah. Lelah, tapi tetap mengejar bola untuk membantu pertahanan.
Memang, Marselino Ferdinan tampak jelas sangat gugup. Pada awal-awal babak pertama, sentuhannya agak kacau. Ini membuat Shin Tae Yong memberi amuk. Efeknya, performa Marceng naik.
Memang, Marteen Paes seperti menggendong tim. Narasi "jika bukan Paes, mungkin Indonesia kalah 0-5" terasa nyata, namun tidak demikian juga. Ada kerja keras kolektif yang menyala.
Memang, strategi Shin Tae Yong pragmatis. Serangan balik yang dirancang jadi senjata ampuh belum bertuah, tetapi dinamisme taktik permainan semakin kaya dari satu laga ke laga lainnya.
Hukum dasar sepak bola mengatakan, kekayaan strategi akan menunjang performa. STY dengan percaya diri mengatakan, performa Indonesia akan meningkat di laga selanjutnya.
Argumennya, saat ini sebagian besar pemain masih berjuang mengembalikan kondisi diri di klub. Ada yang sudah jadi pemain inti di kompetisi, tetapi masih ada yang jadi cadangan mati.
Seiring berjalannya kompetisi, Shin yakin level fisik pemain akan berisi. Sentuhan yang sempat hilang bakal kembali. Dan, ini yang penting, mentalitas ikut berdiri.
Situasi ini, dalam kacamata Shin Tae Yong, bisa membuat penampilan Indonesia makin garang. Jika Arab Saudi dan Australia saja bisa ditahan, menang atas China dan Bahrain tentu bukan khayalan.
Apakah ini artinya Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, tak jauh lagi? Tentu. Namun, jauh dekat bukan ukuran, sebab siapa saja bisa kecelakaan.
Jepang niscaya akan menebas siapa saja, termasuk Indonesia. Arab Saudi dan Australia akan balas dendam. Dan, Bahrain dan China tak akan menyerah begitu saja. Indonesia jadi incaran.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>