Berkaca dari sejarah, Persib tak pantas inferior atas klub Thailand. Sebaliknya Persib punya catatan positif. Itu terjadi di Asian Club Championship musim 1995/1996.
Pada musim itu Persib berhadapan dengan wakil Thailand, Bangkok Bank FC. Dalam laga leg pertama di kandang menang 2-0 dan laga leg kedua kalah 0-1 saat tandang.
Hasil ini membuat Persib melaju ke putaran kedua. Hal sama bukan tak mungkin diulang Persib, meski format dan situasinya sudah berubah. Pertarungan pemain kunci akan mempengaruhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pemain yang kemungkinan akan menjadi kunci adalah Asnawi Mangkualam Bahar. Asnawi menjadi magnet tersendiri dalam laga ini karena sudah sering berhadapan dengan Persib.
Selama di Port, Asnawi telah menyumbang satu assist. Pemain asal Makassar ini juga tak hanya tampil sebagai bek sayap kanan. Dalam laga terakhir, misalnya, Asnawi jadi gelandang.
Posisi bek kanan Port diisi Suphanan Bureerat. Hasilnya Asnawi tampil solid. Pemain 24 tahun ini bisa menggerus dominasi Theerathon Bunmathan dan Phitiwat Sukjitthammakul.
Pada saat yang sama Supachai Chaided juga dibuat kerepotan. Dengan ini tak menutup kemungkinan Asnawi akan kembali ditempatkan sebagai gelandang bertahan dan bukan sebagai bek sayap.
Artinya pula Asnawi akan bertugas mengentaskan gaya permainan Tyronne del Pino. Namun, Asnawi juga akan bentrok kecerdasan dengan gelandang dan kapten Persib Marc Klok.
Untuk pertandingan level Asia seperti ini, kecerdasan Klok akan menjadi kunci. Jika pemain naturalisasi berdarah Belanda ini tampil solid, Port akan dibuat kerepotan.
Tinggal bagaimana Hodak mengatur strategi. Apakah bermain menunggu dengan menurunkan dua gelandang bertahan, seperti Rachmat Irianto dan Dedi Kusnandar bersama Klok secara bersamaan.
Beban Persib di laga ini memang berat, sebab ada asa yang dititipkan. Persib diharapkan melaju terus sehingga menambah nilai Indonesia di kompetisi Asia untuk jatah tampil klub di edisi selanjutnya.
(abs/jun)