Status Eliano Reijnders yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) menambah daftar fenomena pasangan kakak beradik yang membela timnas berbeda.
Eliano resmi menjadi WNI setelah menjalani sumpah bersama Mees Hilgers di Brussels, Belgia, Senin (30/9). Dengan demikian Eliano selangkah lagi akan menjalani debut bersama Timnas Indonesia.
Jika resmi memperkuat Timnas Indonesia, maka Eliano akan menambah daftar kakak beradik yang bermain untuk tim nasional yang berbeda. Pasalnya kakak Eliano, Tijjani, saat ini berstatus sebagai pemain timnas Belanda. Eliano dan Tijjani memiliki darah Indonesia dari sang ibu, Angelina Lekatompessy, yang berasal dari Maluku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut enam pasangan kakak beradik yang membela timnas negara berbeda:
1. John dan Archie Goodall
John dan Archie Goodall mencatatkan sejarah sebagai kakak-adik pertama yang membela timnas berbeda di akhir abad ke-19. John Goodall yang lahir di London, Inggris, 19 Juni 1863, memilih membela Inggris.
John menjadi striker andalan Inggris dengan 14 caps dan 12 gol dari 1888 hingga 1898. Dijuluki 'Johnny All Good', ia juga menjadi pencetak gol terbanyak pada musim perdana Football League (1888/1889).
Sementara Archie Goodall lahir di Belfast, Irlandia Utara, 3 Januari 1865. Archie memilih membela timnas Irlandia dari 1899 hingga 1904. Meski hanya tampil 10 kali dengan mencetak dua gol, Archie mencatatkan sejarah sebagai pencetak gol tertua di laga internasional abad ke-19 saat berusia 34 tahun dan 279 hari.
Kisah Goodall bersaudara ini membuka jalan bagi generasi pemain selanjutnya untuk memilih tim nasional berdasarkan latar belakang dan preferensi masing-masing.
2. Kevin dan Jerome Boateng
Kevin Prince Boateng dan Jerome Boateng, dua bersaudara yang lahir di Berlin, Jerman, telah menorehkan kisah unik dalam dunia sepak bola internasional. Keduanya berhasil membangun karier yang gemilang di Eropa, memperkuat berbagai klub ternama dan membuktikan bakat mereka di lapangan hijau.
Meski tumbuh besar di lingkungan yang sama, mereka akhirnya mengambil jalan yang berbeda dalam hal membela tim nasional. Sang kakak, Kevin Prince Boateng, membuat keputusan mengejutkan dengan memilih untuk mewakili Ghana, negara leluhurnya.
Sementara Jerome Boateng tetap setia pada negara kelahirannya dan memilih berkostum Timnas Jerman. Keputusan ini membawa mereka pada situasi yang tak terduga, di mana mereka harus berhadapan sebagai lawan di lapangan dalam pertandingan Piala Dunia 2014 di Brasil.
Momen tersebut menjadi salah satu contoh menarik bagaimana ikatan darah tidak selalu menentukan kesetiaan nasional dalam dunia sepak bola modern.
3. Taulant dan Granit Xhaka
Taulant dan Granit Xhaka yang berbeda dalam membela timnas negara pernah saling bertemu di lapangan sebagai lawan. Peristiwa ini menggambarkan kompleksitas identitas dan loyalitas dalam sepak bola modern, di mana ikatan keluarga tidak selalu sejalan dengan pilihan tim nasional.
Kedua pemain ini, yang sama-sama lahir dan dibesarkan di Basel, Swiss, akhirnya memilih jalan yang berbeda dalam karier internasional mereka.
Granit Xhaka, yang lahir pada 27 September 1992, memutuskan membela negara kelahirannya dengan bergabung bersama timnas Swiss. Sementara itu, sang kakak, Taulant Xhaka, yang lahir setahun lebih awal pada 28 Maret 1991, memilih untuk mewakili darah keturunan keluarganya dengan bergabung bersama timnas Albania.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>