Jakarta, CNN Indonesia --
Seberapa besar dampak kehadiran Mees Hilgers di Timnas Indonesia saat menghadapi Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026?
Indonesia akan bentrok dengan Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Riffa pada Kamis (10/10) malam WIB. Ini akan menjadi laga yang tidak mudah. Namun kehadiran Hilgers memberi asa.
Hilgers adalah pemain 23 tahun yang baru menjadi warga negara Indonesia (WNI). Bek FC Twente ini adalah sosok yang cukup diperhitungkan di Eropa, di pentas Europa League 2024/2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 26 September lalu misalnya, Hilgers menjadi salah satu aktor kesuksesan Twente menahan Manchester United. Aksi-aksi Hilgers membuat lini depan Man Utd mati kutu.
Bisakah hal sama dipertontonkan Hilgers saat membela Merah Putih? Dengan kondisi yang prima dan motivasi tinggi debut berseragam Garuda, performa Hilgers bisa menyala.
Debut Idzes bisa menjadi acuan. Pemain Venezia FC ini tampil solid dalam debutnya melawan Vietnam di Senayan pada 21 Maret 2024. Ketika itu Idzes tampil bak gladiator di colosseum.
Sama seperti Idzes, Hilgers juga membawa aura positif di Timnas. Pembawaannya tenang, tetapi garang di lapangan. Mentalitasnya tampak menonjol dalam sesi latihan tim.
Ini membuat Hilgers berpeluang jadi pilihan utama Shin Tae Yong saat melawan Bahrain, bersama Idzes. Satu bek lainnya, jika memakai skema tiga bek, antara Jordi Amat atau Rizky Ridho.
Kualitas individu empat bek ini meyakinkan, tetapi bagaimana dengan konektivitas atau chemistry-nya? Inilah pekerjaan yang harus diramu Shin sebelum laga melawan Bahrain.
Jika soliditas langsung terjalin, Bahrain niscaya frustrasi. Performa Bahrain yang belum matang dengan skuad transisi generasi, sangat mungkin dipatahkan pasukan Garuda.
Jika pertahanan meyakinkan, bagaimana dengan lini depan? Ada nama baru: Eliano Reijnders. Memang tidak sebeken Hilgers, tetapi pemain PEC Zwolle ini bisa menjadi asa baru.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya...
Bahrain tidak lagi memandang Timnas Indonesia sebelah mata. Kesuksesan pasukan Garuda menahan Arab Saudi dan Australia membuka mata mereka. Indonesia sudah berbeda.
Namun, semangat juang Bahrain sedang berlipat ganda. Kekalahan telak dari Jepang di kandang tak ingin diulang saat menjamu Indonesia yang naik level dari tim guram ke kuda hitam.
Dragan Talajic, pelatih Bahrain, dengan terbuka mengatakan Indonesia jadi ancaman serius tim asuhannya. Tetapi, menurutnya, bukan karakter Bahrain silau dengan skuad lawan.
Kemenangan 1-0 atas Australia jadi tolok ukurnya. Ketika itu, sebelum meraih kemenangan, tak ada yang menjagokan Bahrain. Semua berpihak ke Australia. Prediksi itu berhasil dipatahkan.
Kini, banyak pihak memprediksi Bahrain akan terjungkal. Skuad Indonesia yang dihiasi pemain keturunan Eropa jadi faktornya. Situasinya mirip seperti sebelum jumpa Australia.
Pada praktiknya, Bahrain tipikal tim yang ketat dalam melakukan pressing. Lawan ditempel ketat dengan skema transisi yang cepat. Kekuatan fisik jadi sarana menekan lawan.
Rumus ini berhasil meminimalkan daya dobrak Australia. Sayangnya formula yang sama tidak berlaku di hadapan Jepang. Tim Samurai Biru menggebrak lewat perpindahan cepat bola.
Dalam hal ini kecerdasan sepak bola Jepang terbukti ampuh. Perpaduan antara kualitas individu dan skema main dari kiri ke kanan secara cepat, membuat Bahrain kehilangan stabilitas.
Akankah Shin Tae Yong memainkan pola Asia Timur ini? Bukan mustahil. Karakter Asia Timur memang serum bagi tim Timur Tengah. Beruntungnya STY punya lapisan pemain untuk skema ini.
Thom Haye, yang kemungkinan jadi dalang di lini tengah, punya kapasitas itu. Ia tipikal pekerja, yang mau naik turun ke kiri dan kanan membentuk pola yang membingungkan lawan.
Saat potensi Haye bisa dimaksimalkan, ketika itu pula asa kemenangan di depan mata. Kalau itu terjadi, nyali gladiator-gladiator Garuda akan diuji kerasnya gaya permainan tuan rumah. Tahan!
[Gambas:Video CNN]