ANALISIS

Menanti 'Masakan' Strategi STY di Timnas Indonesia: Kapan Bisa Matang?

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Kamis, 17 Okt 2024 08:31 WIB
Shin Tae Yong perlu segera menemukan racikan yang matang untuk laga Timnas Indonesia yang akan datang.
Shin Tae Yong masih belum memiliki formasi dan tim utama yang ajek. Dok. PSSI)

Timnas Indonesia bermain sporadis saat lawan China. Tapi jor-joran menggempur saja tidak cukup tanpa keputusan yang matang dan antisipasi dari manuver lawan yang cepat nan mematikan.

Proses dua gol yang dicetak China adalah buah kesalahan yang dibuat kubu Indonesia sendiri. Tapi ini bukan dosa tunggal satu pemain, melainkan kekeliruan kolektif dalam mengambil keputusan dan penempatan posisi.

Dalam proses gol pertama, jelas Shayne Pattynama salah mengambil keputusan. Jadi hal logis kemudian STY menggantinya dengan Rizky Ridho sehingga Calvin Verdonk bisa kembali ke posisi utamanya sebagai bek sayap kiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan gol kedua China adalah kesalahan kolektif. Betul bahwa Mees Hilgers terlambat menutup pergerakan Zhang Yuning. Tapi jika melihat gambaran yang lebih luas, ini disebabkan oleh pemain-pemain China yang bisa mengambil keputusan cepat dan tepat. Di saat yang sama, Indonesia tak mampu membendung transisi cepat dari lawan setelah kehilangan bola.

Masih dalam konteks gol kedua, ada kesan sisi kanan Indonesia cenderung kosong. Ini karena Mees Hilgers sering melakukan overlap, plus Asnawi Mangkualam sebagai bek sayap kanan juga sering maju ke depan untuk melakukan tusukan.

Sayangnya Timnas Indonesia sering kehilangan bola dari sisi kanan. Asnawi dan Witan Sulaeman kurang efektif memaksimalkan zona ini dan STY terlambat mengatasinya.

Witan kemudian diganti oleh Marselino. Pun halnya dengan Asnawi yang diganti Arhan pada menit ke-85. Tapi sisi kanan nampak tidak lebih baik secara signifikan sehingga Indonesia cenderung membangun serangan dari kiri.

Kehadiran Thom Haye di lini tengah membuat aliran bola lebih dinamis. Ini karena tugas Nathan Tjoe-A-On menjadi lebih ringan dalam distribusi bola karena dia terlihat kebingungan di babak pertama.

Indonesia kemudian mencetak gol di menit ke-86 lewat gol Thom Haye yang memaksimalkan lemparan jauh Pratama Arhan dari sisi kiri lapangan. Skema bola mati jadi jawaban dari kebuntuan membangun serangan dari permainan terbuka.

Banner Testimoni

China berhasil memancing pemain Indonesia untuk terus menguasai bola sembari menunggu lawan kehilangan kendali. Tim Naga justru melakukan apa yang sudah dilakukan Indonesia dalam tiga laga terakhir di kualifikasi.

Pada tiga pertandingan sebelumnya, Indonesia selalu minor dalam urusan menguasai pertandingan. Lawan Arab Saudi, Australia, hingga Bahrain selalu kalah dalam jumlah penguasaan bola, tendangan, dan umpan. Tapi hasilnya, Indonesia tak terkalahkan.

Terdekat, Indonesia akan melawan Jepang sebagai tim terkuat di Grup C. Menerapkan gaya permainan seperti yang dilakukan di tiga laga awal adalah langkah realistis yang bisa dilakukan.

Menang lawan Jepang sekilas terlihat seperti hal yang mustahil, tapi bukan berarti tidak bisa diperjuangkan. STY harus bisa mematri prinsip 'Nothing to Lose' kepada para pemain, sekaligus meracik strategi tepat dan meningkatkan motivasi menghadapi Jepang plus Arab Saudi.



(nva)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER