Taufik Hidayat tentu saja sangat mengerti seperti apa beratnya perjuangan meraih medali emas Olimpiade. Karena sangat mengerti, ia mungkin tahu jalan ninja menuju ke sana.
Faktanya, memompa semangat juang atlet yang sudah jadi saja sangat berat, apalagi memupuk atlet belia agar ranum pada saatnya. Regenerasi atlet adalah tantangan besar nan sulit.
Berdasarkan pemberitaan di laman resmi Kemenpora selama 19 bulan terakhir, tak banyak kegiatan usia muda yang dihadiri langsung oleh Dito. Sebaliknya kegiatan kepemudaaan sering dihadiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Harus diakui, cara Kemenpora era Dito menggelar sebuah acara naik kelas. Publikasi Kemenpora di media sosial pun lebih renyah dan keren dibanding cara-cara publikasi menteri sebelumnya.
Kegiatan LPDUK menggelar kegiatan voli dengan mendatangkan Red Sparks, klub Megawati Hangestri Pertiwi, satu bukti. Kemenpora membuktikan voli bisa menarik, tidak datar seperti garapan PBVSI.
Karena itu, kehadiran Taufik kiranya tepat. Sisi industri yang digelar Dito bisa di-elaborasi dengan prestasi. Cara berprestasi perlu kemasan yang serius yang juga menghibur.
Konser-konser musik di Kemenpora mungkin bisa dikemas dalam acara olahraga yang serius, agar tidak terkesan hanya hura-hura. Influencer gebetan Dito perlu juga mempromosikan olahraga prestasi.
Taufik, cukup dikenal sebagai olahragawan idealis. Sejatinya menantu Agum Gumelar ini bukan orang baru di Kemenpora. Taufik pernah berada di Kemenpora pada era Imam Nahrawi.
Saat itu, di tengah jalan, Taufik memilih keluar dari Kemenpora. Taufik yang menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), mundur.
Dalam sebuah wawancara pada 2018, Taufik mengatakan terlalu banyak 'tikus' di Kemenpora. Kini, Taufik yang sudah jauh lebih matang, bisa turun langsung menyatakan perang.
Jika itu dilakukan, citra Kemenpora yang mulai baik akan semakin positif. Duet Dito dan Taufik mungkin bisa membuat olahraga Indonesia naik kelas dan berprestasi. Potensinya ada.
DBON sebagai sebuah rancangan yang legal, perlu dikaji mendalam lagi. Keberanian Dito dan Taufik untuk berperang jadi kunci. Dalam olahraga, perang adalah sebuah psywar untuk menang.