Selain soal Garuda ID, PSSI juga bakal melakukan perubahan soal sistem keamanan suporter dan tata cara akses masuk stadion. PSSI melihat banyak terjadi kesalahan dan penanganan yang tidak tepat pada laga Indonesia vs Australia.
"Pertama kami lihat banyak sekali suporter atau penonton masuk ke lapangan yang kami lihat di luar dari kapasitas yang ada."
"Yang kedua, juga ada kejadian ketika ada penonton atau suporter yang mau menonton dia bawa bawa tiketnya, ternyata tiketnya sudah pernah dipakai. Dari dua kejadian tersebut dan kita lihat di GBK penuh banget penontonnya. Pak ketum itu, Pak Erick Thohir, melihat bahwa ini terlalu banyak masuk. Berbahaya," tutur Arya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak mau mengulang kesalahan yang sama, PSSI pun memutuskan melakukan perubahan terkait pihak yang mengelola keramaian suporter dan akses masuk-keluar penonton. Mereka tengah melakukan tender saat ini.
"Kami melihat keamanan di stadion itu jadi meragukan ke depannya, sementara antusiasme suporter untuk menonton di SUGBK sangat tinggi. Kemudian juga kita lihat ada beberapa kejadian di mana ada suporter atau penonton yang masuk yang masuk merokok dan sebagainya, bahkan mengganggu penonton lainnya. Bahkan kita lihat juga banyak suporter atau penonton yang duduknya di luar dari kursi yang ada. Bahkan ada orang yang seharusnya duduk di tempat yang ada, dia gak dapat tempat duduk."
![]() |
"Nah, hal-hal inilah yang membuat kami perlu melakukan perubahan total dan mendasar terhadap metode kita untuk memasukkan suporter atau membuat keamanan di dalam stadion. Maka langkah pertama yang kami lakukan adalah mengganti keamanan. Selama ini kan teknis. Kawan-kawan yang ada sangat teknis atau orang-orang yang kita sewa tidak terkoordinir dengan baik. Kita kemudian melakukan lelang, tender, terhadap pihak ketiga untuk mengamankan stadion. Jadi kami sedang melakukan tender, jadi mudah-mudahan ke depan sisi keamanan dan kenyamanan terjadi dari orang yang sudah terbiasa dengan crowd management," ungkap Arya.
(abs/ptr)