Pada 25 November 2024, PSSI merilis berita bahwa dua pelatih kelas dunia telah menjadi korban sengitnya persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dua pelatih yang dimaksud adalah Graham Arnold yang dipecat Australia dan Roberto Mancini yang diputus kontrak Arab Saudi. Rilis PSSI menyiratkan posisi Shin Tae Yong tak aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum PSSI Erick Thohir lantas menegaskan bahwa Timnas Indonesia minimal harus menempati peringkat keempat Grup C pada Juni 2024 nanti agar lolos ke putaran keempat.
Sejatinya, untuk mengetahui peluang bertengger di peringkat keempat tak perlu sampai akhir Juni tahun depan. Seusai dua laga periode November sudah mulai bisa diukur.
Jika kalah dari Jepang dan Arab Saudi, peluang Indonesia berada di peringkat keempat akan menipis. Dengan tersisa empat laga, posisi kelima atau juri kunci akan menghantui.
Apalagi jika Bahrain menang atas China dan Australia di kandang, sedangkan Arab Saudi meraih poin ketika jumpa Australia dan Indonesia. Shin bisa dipecat lebih cepat.
Karena itu, pertandingan kandang melawan Jepang pada 15 November dan menjamu Arab Saudi pada 19 November jadi kunci. Ini saat bagi Shin untuk amankan posisi.
Isu bahwa Shin tak bisa menjinakkan pemain naturalisasi bisa dibuktikan dalam dua laga tersebut. Saat dapat poin dari Jepang dan Arab Saudi, perdebatan akan selesai.
Tak akan aktual lagi perdebatan soal pemain naturalisasi harus inti dan Shin harus diganti. Apalagi Shin masih terikat kontrak dengan PSSI hingga 2027.
Pada situasi ini, posisi Kevin Diks yang proses naturalisasinya sedang berjalan, tidak signifikan lagi. Urgensi menaturalisasi secara kilat tak punya dasar lagi.
Naturalisasi hanyalah bagian dari jalan sukses dan bukan faktor utama. Kunci sukses Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah perjuangan bersama-sama.
(jal)