Ketimbang 'berjudi' dengan melakukan pengelolaan JIS, membangun stadion sendiri dianggap lebih menguntungkan. Sudah begitu ada lahan di tengah Jakarta yang bisa dipakai.
"Saya itu, hitungan kasar saya saja ya, itu hitungan kasar bahwa investasinya [membangun stadion baru] kalau tidak salah yang saya dengar itu sampai empat triliun," ujarnya.
Ini bukan dana yang kecil. Untuk saat ini Persija belum punya dana sebanyak itu. Namun Prapanca yakin akan skema pembiayaan yang bisa dicari jika proyeknya prospektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini setidaknya ada dua skema pembiayaan yang ditimbang. Pertama lewat bantuan investor dan kedua lewat penjualan saham klub di bursa efek.
Sejatinya Persija sudah siap melantai di bursa pada 2020. Sayang pandemi Covid-19 menerpa. Badai ini membuat keuangan Persija rubuh dan hingga kini belum benar-benar pulih.
"Pasca Covid-19 ini juga masih belum maksimal, jadi nanti khawatirnya malah tidak maksimal kalau kami melantai di bursa pada saat ini, tapi itu akan kami lakukan."
"Jadi, kami lagi berusaha menata kembali. Mungkin ada kaitan juga sama stadion itu. Sebenarnya itu [stadion dan bursa] yang yang berbeda, tapi idenya menarik," kata Prapanca.
![]() |
Agar keuangan Persija bisa kembali normal, tentu saja prestasi jadi salah satu alat katrol. Apalagi jika Persija sampai juara Liga 1 dan tampil lagi di Asia.
Ini akan membuat kepercayaan publik atas Persija kembali pulih. Bagi Bambang, selaku Manajer Tim, atmosfer di dalam internal tim musim ini ada tanda-tanda juaranya.
"Yang diperlukan tim ini adalah kondusivitas dan kemudian stabilitas dan konsistensi dalam permainan. Nah itu yang memang tidak mudah di tim Indonesia."
"Kalau mau berdasarkan pengalaman saya, tim-tim Liga Indonesia itu baru kelihatan siapa yang kuat di putaran kedua. Harapan itu [juara liga] ada," kata Bepe, sapaan akrab Bambang.