Keberhasilan Filipina menahan Vietnam 2-2 pada laga sebelumnya jadi isyarat keras bagi Timnas Indonesia untuk waspada dan hati-hati.
Jika barisan pertahanan ceroboh, seperti melawan Laos, Filipina akan merajalela. Pasalnya Filipina punya serangan balik cepat lewat umpan panjang akurat. Counter attack mereka tajam.
Faktanya, gawang Indonesia dibobol Laos lewat serangan balik. Antisipasi serangan balik Muhammad Ferarri dan kawan-kawan belum klinis. Beda jika serangan itu dari build up.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vietnam buktinya hampir frustrasi menembus pertahan Indonesia. Kendati menguasai ball possession, Vietnam tak bisa leluasa masuk zona merah Indonesia karena pertahanan rapat.
Situasi saat melawan Laos dan Vietnam ini menunjukkan ada ketenangan yang jadi persoalan. Pemain tidak tenang saat lawan main terbuka dengan penguasaan bola. Sebaliknya saat menghadapi serangan balik, tampil negatif.
Jam terbang pemain Indonesia yang didominasi debutan, belum tenang. Karenanya pula kehadiran pemain-pemain berpengalaman bisa menjadi faktor pengatrol.
Pemain-pemain seperti Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Marselino Ferdinan, dan Rafael Struick sebagai 'senior' di dalam tim sudah saatnya pula diturunkan bersamaan.
Komposisi tiga bek bertahan, yakni Ferarri, Kadek Arel, dan Dony Tri Pamungkas, kiranya tak dirombak. Utamanya Dony Tri tampak makin nyaman di posisi barunya tersebut, sebagai bek tengah.
Arhan yang direposisi dari bek kanan hingga penyerang sayap, bisa kembali dimainkan di posisi aslinya. Niscaya potensi terbaik Arhan akan muncul seperti biasanya.
Ini penting, sebab pemain-pemain Filipina performanya juga meningkat. Perbedaan permainan mereka dari laga pertama hingga laga ketiga terlihat meningkat lebih pesat.
Hokky Caraka sebagai ujung tombak, juga belum menemukan sentuhan terbaiknya. Pemain PSS Sleman ini sangat butuh rekan yang bisa memberinya umpan-umpan manja.