Selama Piala AFF tidak masuk ke dalam agenda FIFA, selama itu pula Timnas Indonesia tak perlu muluk-muluk untuk menargetkan juara. Beda cerita jika orientasi yang diusung PSSI adalah gengsi di antara tetangga.
Dalam menetapkan target ini juga tak boleh ada kontradiksi, tak ingin 'ngoyo' di awal tapi tantrum saat semuanya berakhir. Skala prioritas perlu disusun dengan ajeg jika yang digelorakan adalah peningkatan tim nasional.
Karena itu, Piala AFF biarlah seperti prinsip di awal sebagai batu pijakan menuju tahap berikutnya. Sebab dari Piala AFF 2024 ini, STY bisa menyaring pemain yang layak untuk terus berseragam dengan lambang Garuda di dada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pemain-pemain yang tampil menjanjikan selama Piala AFF 2024 berlangsung. Beberapa di antaranya adalah Dony Tri Pamungkas, Kadek Arel, Cahya Supriadi, Achmad Maulana, dan Victor Dethan.
Dony Tri mampu membuktikan diri sebagai pemain serba bisa tak hanya terpaku sebagai bek sayap. Kadek Arel bisa menunjukkan ketenangan dalam bertahan sekaligus jadi jawaban kebuntuan ketika melakukan overlap.
Kemudian Cahya Supriadi punya kemampuan penempatan posisi dan refleks yang mumpuni. Lalu Achmad Maulana dan Victor Dethan bisa menunjukkan kreativitas dalam menghidupkan aliran bola ke depan.
Bukan yang tak disebutkan adalah pemain buruk. Tapi logika yang perlu ditanamkan adalah hadirnya nama-nama potensial untuk Timnas Indonesia di masa depan.
Ini sejalan dengan rencana PSSI yang ingin pemain-pemain dari Piala AFF 2024 menyebar ke turnamen kelompok usia tahun depan. Dengan catatan, evaluasi juga mesti dilakukan sebelum ajang berikutnya semakin dekat.
Evaluasi terhadap pelatih juga perlu digelar. Terutama soal hal-hal mendasar seperti skema permainan dan produktivitas gol.
Di Piala AFF 2024, seluruh pencetak gol Timnas Indonesia adalah bek. Plus dari empat gol yang dicetak juga berawal dari lemparan jauh Pratama Arhan.
Gol tetaplah gol, tapi perlu ditelaah lebih dalam adalah jika yang menunaikan tugasnya bukan lini depan dan berasal dari skema yang itu-itu saja.
Dengan jeda kurang lebih tiga bulan sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret 2025 mendatang, PSSI dan pelatih perlu sehati dan sepemikiran untuk menyusun kekuatan terbaik untuk Timnas Indonesia.