ANALISIS

Kegagalan Timnas di Piala AFF: Realitas Kompetisi dan Ilusi Prestasi

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 24 Des 2024 10:16 WIB
Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 sepantasnya jadi alarm PSSI bahwa perbaikan pembinaan Liga Indonesia tak bisa ditawar.
Timnas Indonesia tersingkir di fase grup Piala AFF 2024. (ANTARA FOTO /MOHAMMAD AYUDHA)

Kegagalan yang dicetak Shin Tae Yong bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 sejalur dengan kegagalan klub Liga 1 di pentas Asia.

Begitulah wajah sepak bola Indonesia. Pemain Timnas Indonesia jadi refleksi muka kompetisi. Memperbaiki situasi ini tentu tak mudah: waktunya lama dan biayanya mahal.

Namun, jika tak dilakukan dari sekarang, jalan di tempat atau kemunduran yang terjadi. Mengandalkan talenta diaspora mengisi untuk Timnas, sama sekali bukan solusi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat Timnas Indonesia, yang diperkuat banyak pemain naturalisasi sehingga berpeluang lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026, sungguh menyenangkan.

Hanya saja, melihat klub Liga 1 mati langkah di pentas Asia, terasa menyedihkan. Seperti ada yang salah dengan tatanan sepak bola Indonesia sehingga lemah di Asia.

Pada saat yang sama klub Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura lebih berdaya di Liga Champions Asia. PSSI tak bisa diam dengan fakta-fakta ini.

Ekosistem kompetisi yang ditatar untuk menjadi industri niscaya akan lupa diri saat akarnya tidak ditanam dalam. Sebaliknya Hal-hal fundamental bakal tercerabut.

Beruntungnya, PSSI mengirim pemain U-22 di Piala AFF 2024. Dengan kegagalan ini mata PSSI disadarkan lagi, bahwa ada ilusi yang selama ini menutup visi sepak bola Indonesia.

Sudah saatnya PSSI kembali ke khitah dengan membangun ekosistem pembinaan. Timnas adalah hiburannya, bukan tujuannya. Pembinaan harus menjadi akar perjuangannya.

Wajah PSSI saat ini juga seperti one man show. Yang terlihat bekerja hanya sang ketua umum Erick Thohir. Sedangkan bagian-bagian lain di federasi tanpa diberi panggung pengabdian.

Inilah wajah PSSI dan sepak bola Indonesia di 2024 ini. Harapan terus ditumbuhkan, tetapi aksi-aksi untuk mendukung terciptanya asa bak ilusi optik sebagai pencitraan.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER