Jakarta, CNN Indonesia --
Kontrak Pratama Arhan bersama Suwon FC berakhir per 31 Desember 2024. Ke mana Arhan akan berpetualang setelah tak berkutik di Jepang dan Korea Selatan?
Arhan memulai perjuangannya sebagai diaspora pada 2022. Ia dipinang klub kasta kedua Jepang, Tokyo Verdy. Sayangnya, dalam dua musim, Arhan hanya tampil empat kali saja.
Pada 16 Januari 2024, Arhan dikontrak klub kasta pertama Liga Korea Selatan, Suwon FC. Tak jauh berbeda dengan di Jepang, Arhan cuma dua kali tampil dalam semusim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga tahun ini bisa dibilang adalah masa yang sulit bagi pemuda 23 tahun tersebut. Sudah sekuat tenaga berjuang melawan segala situasi dan kondisi, tetapi nasib mujur belum berpihak.
Beruntung Arhan masih 'dipandang' oleh Shin Tae Yong, sehingga tetap masuk daftar pemain Timnas Indonesia, kendati menit mainnya juga mulai menurun tajam.
Berkaca dari diaspora lainnya dalam lima musim terakhir, Arhan bisa meniru Egy Maulana Vikri yang kembali ke dalam negeri atau seperti Asnawi Mangkualam yang memilih Thailand.
Saat ini Egy, juga Witan Sulaeman, jadi andalan klub Liga 1. Adapun Asnawi, juga Saddil Ramdani, jadi pilihan utama timnya di Thailand dan Malaysia.
Soal gaji, pendapatan Arhan di Indonesia dibanding negara ASEAN lainnya, bisa lebih besar. Di sisi lain ada anggapan, kualitas Arhan akan lebih terasah sebagai diaspora.
Namun ada asumsi lain, disiplin dan fokus, menjadi kunci. Main di Indonesia, ASEAN, Asia, Eropa, atau Amerika, tak jadi soal asal tekad berada di level atas tetap tinggi.
Setelah tiga musim jadi 'cadangan mati' di Jepang dan Korea Selatan, Arhan sangat butuh atmosfer kompetisi. Apakah main di ASEAN atau Indonesia, hanya soal prioritas saja.
Artinya tinggal bagaimana Arhan menatap prioritas diri. Jika masih penasaran dan yakin bisa bersaing sebagai diaspora, niscaya ada saja klub yang mau meminangnya.
Baca lanjutan analisis soal karier Pratama Arhan di halaman selanjutnya>>>
Jika berpikir pragmatis, Pratama Arhan akan kembali ke dalam negeri. Lingkungan sepak bola Indonesia akan sangat mendukung Arhan berada dalam performa terbaiknya lagi.
Bila itu pilihannya, kemungkinan PSIS Semarang jadi pelabuhannya. Ini mudah saja ditebak, sebab PSIS melepas Arhan ke Jepang pada 2022 dengan status bebas transfer.
Saat ini PSIS juga butuh sosok yang bisa mengatrol performa tim. Laskar Mahesa Jenar, julukan PSIS, saat ini sedang berjuang menjauh dari zona degradasi.
Kehadiran Arhan, sedikit banyak akan membantu PSIS selamat dari degradasi. Status Arhan sebagai pemain Timnas Indonesia, membuatnya tak akan jadi cadangan lagi.
Dengan menjadi pemain inti, sentuhan permainan Arhan akan panas lagi. Setelah setengah musim di Liga 1 misalnya, Arhan bisa kembali pergi mencari tantangan baru.
Banyak pemain Indonesia yang bisa dijadikan contoh untuk perjalanan seperti ini. Bambang Pamungkas misalnya, bersinar di Malaysia setelah berjaya dengan Persija.
Rochy Putiray pun demikian. Ia sempat jadi diaspora di Hong Kong kemudian pulang ke Indonesia dan bisa kembali lagi ke Hong Kong dalam tiga periode berbeda.
 Pratama Arhan (kiri) ketika berseragam PSIS sebelum hengkang ke Jepang dan Korea Selatan. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo) |
Ini isyarat bahwa 'pulang kampung' tak menutup mimpi berkarier di kompetisi yang lebih tinggi. Pulang juga bisa menjadi sarana mengisi amunisi dan kepercayaan diri.
Itulah yang dinamakan pragmatis atau lebih halusnya disebut realistis. Asa dan cita tak akan tertutup hanya dengan kembali ke Liga 1, meski peluang ke luar negeri lagi akan berat.
Namun, jika Arhan menolak disudutkan keadaan, ia tetap memilih berkiprah di luar negeri. Hanya mungkin ekspektasinya yang diturunkan, misal kasta kedua Liga Korea.
Meminta menit bermain dalam kontrak kiranya bukan sikap. Sebaliknya yang utama bagi Arhan adalah yakin dan percaya bisa dapat menit main tanpa bantuan siapa-siapa.
[Gambas:Video CNN]