Tugas berat sudah menanti pelatih baru. Empat pertandingan sisa di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah ujian fase pertama untuk membuktikan kualitasnya.
Indonesia akan bertamu ke markas Australia pada matchday ketujuh pada 20 Maret mendatang. Lima hari berselang, tim Garuda menjamu Bahrain pada 25 Maret.
Hasil positif dari dua pertandingan itu akan menjaga peluang lolos, sekaligus menjadi penggugah motivasi untuk dua laga terakhir pada Juni saat Indonesia bersua China dan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring dengan kehadiran nakhoda baru, otomatis butuh penyesuaian dalam berbagai aspek. Rentang waktu dua bulan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Periode akhir Januari hingga sebulan penuh Februari dapat digunakan untuk mempelajari gaya permainan Timnas Indonesia dari laga-laga sebelumnya. Sang pelatih juga bisa blusukan menengok para penggawa tim nasional yang berlaga di klub masing-masing, termasuk di Liga 1.
Juru taktik baru bisa menggunakan kerangka tim yang sudah disusun gerbong pelatih sebelumnya. Tapi bisa pula menemukan mutiara dari sowan ke klub-klub. Barangkali ada pemain yang lebih cocok dengan skema yang diinginkan.
Barulah pada awal Maret, sang pelatih bisa menyusun nama-nama yang akan dipanggil ke timnas sebelum diumumkan kurang lebih dua pekan sebelum pertandingan. Pada periode ini, si peramu strategi baru bisa mengimplementasikan filosofi sepak bola yang diusungnya.
![]() |
Artinya tidak banyak waktu yang dimiliki untuk menyusun keping puzzle yang dibutuhkan. Di sinilah kapabilitas seorang pelatih diuji.
Belum lagi dengan ekspektasi tinggi dari penggemar. Wajar jika wajah baru melahirkan harapan baru yang mungkin saja lebih tinggi dari sebelumnya.
Ini yang jadi konsekuensi PSSI membuat keputusan besar dengan memilih jalan pertaruhan. Besar harapan, siapapun yang menangani Timnas Indonesia dapat membawa angin segar dengan kabar 'Merah Putih' melaju ke Piala Dunia tahun depan.
(jun/jun)