Pemain Indonesia U-20 memulai laga melawan Iran dengan lambat. Pemain tampil menunggu untuk membaca gaya permainan lawan. Hal ini dimanfaatkan Iran untuk menekan.
Hasilnya, setelah lima menit laga berjalan, gawang Indonesia kebobolan. Umpan silang dari sisi kanan pertahanan Indonesia berbuah gol karena para bek tidak begitu siap.
Hal semacam ini tak boleh terulang saat melawan Uzbekistan. Indra kiranya bisa mengarahkan pemain langsung tampil agresif, agar lawan tidak memanfaatkan situasi untuk mencuri gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua gol Iran U-20 ke gawang Indonesia U-20 berawal dari sepak pojok. Ini menandakan antisipasi bola mati jadi pekerjaan rumah besar Indra di Timnas Indonesia U-20.
Kelemahan ini niscaya akan dieksploitasi Uzbekistan. Kondisi tidak solid pertahanan Indonesia dalam menahan serangan bola mati akan coba dijadikan senjata mematikan.
Jika Iran U-20 memaksimalkan sepak pojok, Uzbekistan U-20 mungkin lewat tendangan bebas. Eksekusi bola mati di sepertiga lapangan merupakan salah satu kelebihan Uzbekistan.
Satu kesamaan Iran U-20 yang sudah dihadapi dengan Uzbekistan U-20 yang akan dilawan adalah umpan silang. Keduanya sama-sama aktif melepaskan umpan silang untuk membuka peluang.
Saat melawan Yaman, Uzbekistan U-20 melepas 29 umpan silang dengan persentase sukses hampir 50 persen. Jumlah umpan silang sukses Uzbekistan U-20 lebih baik dari Iran U-20.
Karena itu Indra harus menyiapkan serum antiumpan silang. Dalam hal ini kecakapan dan kegesitan menutup ruang lawan melepas bol horizontal bisa menjadi kunci sukses.
(jun)