Saat melawan Iran, penyerang Timnas Indonesia U-20 Jens Raven belum mendapatkan bola-bola enak. Pemain naturalisasi ini mendapat penjagaan ketat dan berhasil dilumpuhkan.
Hal sama kemungkinan akan akan dilakukan Uzbekistan. Namun, bukan berarti pula Ravens akan 'mati kutu' kembali. Selalu ada potensi untuk membuat kejutan.
Dan, tentu saja, itu tergantung strategi yang diracik Indra dan tim kepelatihan. Formasi-formasi yang disiapkan akan membantu Raven membuat jebakan agar lawan kewalahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam situasi seperti ini, pemain seperti Toni Firmansyah akan punya ruang untuk melepas tembakan jarak jauh. Kelebihan pemain Persebaya ini belum begitu optimal saat melawan Iran.
Beban pemain Indonesia U-20 saat laga pertama juga tampak begitu besar. Mereka tidak bisa tampil lepas. Selain karena Iran yang main solid, tuntutan di laga perdana membuat sedikit grogi.
Statistik pertandingan melawan Iran juga memperlihatkan Dony Tri Pamungkas belum begitu optimal. Malahan sisi kanan Indonesia U-20 jadi sisi eksploitasi lawan.
Karenanya pula tak menutup kemungkinan Indra menerapkan formasi tiga bek. Dengan dua bek, ada risiko sisi kiri arau kanan yang lowong saat naik membantu serangan.
Kendati tiga bek bukan gaya Indra, tetapi opsi tersebut mengemuka. Menghadapi lawan yang lebih baik, bermain pragmatis sekiranya akan menjadi salah satu kunci meraih poin.
Dalam hal ini Kadek Arel, Iqbal Gwijangge, dan Alfahrezzi Buffon bisa tampil lebih nyaman. Sebelumnya tiga bek ini memang jadi starter, tetapi Alfahrezzi jadi bek sayap.
Kendati dalam praktiknya lebih banyak menjadi bek tengah, tetapi membuat posisi bek sayap kosong. Dampaknya Toni dan Welber Jardim mengisi pos kosong tersebut.
Apalagi, jika berkaca dari uji coba melawan Uzbekistan pada awal 2024, kombinasi serangan sayap mereka begitu intens. Jika tak dicari solusi, ini akan jadi titik lemah.