Jakarta, CNN Indonesia --
Seperti terlahir kembali; reinkarnasi, Pratama Arhan mulai menemukan sentuhan terbaiknya sebagai bek sayap kiri bersama Bangkok United.
Datang ke Thailand sebagai pemain 'buangan' Suwon FC di Korea Selatan pada 7 Januari 2025, performa pemain 23 tahun ini kian menjanjikan. Dari cadangan, kini masuk skuad inti.
Total sembilan pertandingan sudah dilakoni Arhan bersama Bangkok United di semua ajang. Ia enam kali tampil di Thai League 1, sekali di Piala FA, dan dua kali di Champions League Two.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sembilan pertandingan itu, enam di antaranya berbuah kemenangan. Arhan menyumbang satu assist dan dua lemparan 'maut' andalannya menjadi awal gol Bangkok United.
Ini kontras dengan statistiknya selama semusim di Suwon FC dan dua musim di Tokyo Verdy. Di Jepang, Arhan cuma punya empat caps, sedangkan di Korea Selatan lebih sedikit, dua kali.
Karena itu tak salah kiranya jika Arhan disebut reinkarnasi; hidup kembali. Setelah tiga musim yang berat dan penuh tantangan di Asia Timur, Arhan bisa bangkit di Thailand.
Sekilas, mudah saja bagi Arhan untuk bangkit, karena berada di ekosistem sepak bola yang levelnya di bawah Jepang dan Korea. Namun, nyatanya tidak sesederhana itu.
Ada banyak dinamika, paradigma, psikologis, dan tekanan yang dilawan selama tiga tahun terakhir. Jika lemah mental, bukan tidak mungkin Arhan malah jatuh dan terpuruk.
Sebaliknya, mentalitas resilience ditunjukkan. Terpuruk di Jepang dan Korea tak membuat Arhan remuk. Pemuda asal Blora ini malah bangkit dan melanting lebih tinggi.
Begitulah selayaknya reinkarnasi. Ia bukan hanya kembali, tetapi juga hadir dengan kebaruan. Arhan pun tampak 'lahir lagi' dengan gairah dan semangat baru untuk makin bersinar.
Namun, layaknya teori kulminasi, Arhan belum di poros terbaiknya. Masih ada titik tertinggi yang perlu diraih. Usianya masih memungkinkan untuk itu dan daya juangnya sepertinya ada.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Tampil menjanjikan di Bangkok United sama sekali tidak akan menjamin Pratama Arhan akan jadi pilihan utama Patrick Kluivert untuk posisi bek sayap kiri Timnas Indonesia.
Selain Arhan, ada nama lain yang juga mencari posisi inti dari Kluivert. Mereka itu adalah Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, dan kemungkinan Dean James.
Dean adalah calon pemain naturalisasi baru Timnas Indonesia. Saat ini berkas naturalisasinya sedang diurus PSSI. Ketua Umum PSSI Erick Thohir ingin Dean sudah bisa main pada Maret nanti.
Sebelumnya, selama era kepelatihan Shin Tae Yong, Arhan tetap dipanggil ke Timnas Indonesia meski tak punya menit main menjanjikan di klub. Arhan bahkan menjadi kartu as pemecah kebuntuan.
Akankah Arhan dipanggil Kluivert untuk melawan Australia dan Bahrain pada Maret nanti? Dengan performanya saat ini, tak ada alasan bagi Kluivert untuk mengesampingkan Arhan.
Soal apakah akan jadi pemain inti atau cadangan, biarkan itu jadi teka-teki. Atau, apakah kelebihan Arhan dalam lemparan jauh akan dimaksimalkan? Rasanya tak banyak pemain punya kualitas ini.
[Gambas:Photo CNN]
Di sini pula mentalitas Arhan akan diuji. Kluivert sebagai mantan bintang dunia bersama Ajax Amsterdam, AC Milan, dan Barcelona, niscaya punya pandangan objektif soal kualitas yang dibutuhkan.
Meski hanya berkiprah di Asia Tenggara, tidak seperti pemain naturalisasi yang bermain di Belanda, Belgia, dan Inggris, bukan berarti Arhan akan kalah. Selalu ada kans jadi pilihan.
Dan, kelebihan utama Arhan yang tidak dimiliki pemain lainnya adalah lemparan ke dalam mematikan. Sejauh ini lemparan Arhan di Timnas Indonesia berbuah sejumlah gol.
Kalau dilihat dari level kebugaran, mungkin hanya Verdonk yang akan menjadi pesaing ketat. Pasalnya Shayne dan Nathan lebih banyak duduk di bangku cadangan di klubnya.
Satu lagi, dan kiranya ini kunci, apakah Arhan bisa kuat saat bertahan dan eksplosif saat menyerang? Jika dua faktor ini dimiliki, Arhan bisa bersaing jadi pilihan utama Kluivert.
[Gambas:Video CNN]