Patrick Kluivert tak akan berdiri sendirian dalam debutnya bersama Timnas Indonesia saat melawan Australia. Ada 11 rekan yang siap membantunya habis-habisan.
Ke-11 orang yang akan memberi asupan 'energi' itu adalah Jordi Cruyff, Alex Pastoor, Denny Landzaat, Gerald Vanenburg, Sjoerd Woudenberg, dan Quentin Jakoba.
Kemudian Jordy Kluitenberg, Leo Echteld, Chesley ten Oever, Regi Blinker, dan Bram Verbruggen, serta Titus Argatama, Sofie Imam Faizal, dan Alfan Nur Asyhar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran sosok-sosok di belakang layar ini membuat PSSI dengan percaya diri menyebut tim kepelatihan Kluivert di Timnas Indonesia sebagai 'super team'.
Pertanyaan lantas muncul, akankah permainan tim Merah Putih jadi lebih solid, tangguh, kukuh, indah, dan berbahaya di bawah 'bendera revolusi' Kluivert?
Yang pasti, Kluivert telah menetapkan 27 pemain plus tiga pemain naturalisasi baru, yang akan dibawa ke Sydney untuk mengalahkan Socceroos, julukan Australia.
Mereka ini, sebanyak 30 pemain, akan menjadi tulang punggung Indonesia menjaga asa meraih tiket ke putaran final Piala Dunia 2026. Nama baik Kluivert dipertaruhkan juga.
Harapannya, tentu saja, sentuhan Kluivert langsung bertuah. Kehadiran pemain-pemain naturalisasi baru dan tim kepelatihan yang melimpah kiranya sudah cukup jadi modal.
Bayangan suporter, Kluivert akan mengonstruksi Timnas Indonesia menjadi lebih bernyawa secara permainan. Dalam artian tidak lagi pragmatis; parkir bus; counterattack; asal menang.
Jika mengamati isi media massa negara-negara lawan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, ada cibiran. Indonesia diwaspadai karena gebrakan naturalisasinya.
Dan, kembali lagi, apakah Timnas Indonesia akan jadi tim super karena paradigma yang terjadi pada 2025 ini? Semoga Kluivert bisa memenuhi ekspektasi para pecinta Garuda.