Jakarta, CNN Indonesia --
Merebut poin dari Sydney lawan Australia bukan hal yang mudah bagi Timnas Indonesia. Tapi di saat yang sama, ambisi ini bukan sekadar angan-angan belaka.
Timnas Indonesia tengah berada dalam motivasi tinggi jelang menghadapi Australia di Stadion Sydney Football, Kamis (20/3) mendatang. Persiapan demi persiapan, nampak kian matang diracik Patrick Kluivert yang kini bertindak sebagai juru taktik.
Kedatangan Ragnar Oratmangoen dan Kevin Diks pada Selasa (18/3) malam sekaligus melengkapi kedatangan seluruh penggawa skuad Garuda di Sydney. Dengan kehadiran pemain yang komplet, Kluivert bisa membahas hal-hal yang lebih teknis dengan anak buahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di satu sisi, Kluivert juga harus bisa memadatkan materi racikannya dalam waktu singkat. Sebab latihan taktikal dengan pemain yang lengkap hanya bisa dilakukan satu hari pada Rabu (19/3).
Tapi situasi serupa juga dialami oleh kubu tuan rumah. Setidaknya ada dua faktor persamaan situasi yang dihadapi Indonesia dan Australia, yaitu banyaknya pemain diaspora dan kepelatihan anyar.
Rombongan besar pemain Australia tiba di Sydney pada Senin (17/3) waktu setempat. Ini karena 17 dari 26 pemain yang ada di dalam skuad The Socceroos berkarier di luar negeri. Sebanyak 12 di antaranya bahkan di Eropa.
Sedangkan Timnas Indonesia diperkuat oleh 21 pemain abroad dari total 29 nama yang dibawa ke Sydney. Sebanyak 16 pemain berkarier di Eropa. Mau tak mau perjalanan jauh harus ditempuh.
Selain itu, Australia dan Indonesia sama-sama ditangani juru taktik baru. The Socceroos kini dinakhodai oleh Tony Popovic sejak Graham Arnold mundur pada September 2024 lalu.
Sementara Indonesia kini dipimpin oleh Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae Yong. Dalam aspek adaptasi, Australia lebih unggul karena Popovic sudah memimpin dalam empat pertandingan.
Dari empat laga itu, Popovic belum pernah terkalahkan. Satu kemenangan dan tiga hasil imbang jadi isyarat Australia bukan tim sembarangan karena sempat membendung Jepang 1-1 pada Oktober lalu.
Meski demikian, di bawah kendali Popovic Australia tak mampu menang lawan Arab Saudi dan Bahrain karena sama-sama seri. Dalam hal ini, Indonesia lebih baik karena menang 2-0 atas Arab Saudi.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Jeli membaca situasi adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan Kluivert untuk berburu poin dari Sydney. Meski bukan hal mudah, tapi ada celah yang cukup besar untuk mendapatkannya.
Celah pertama adalah mempelajari gaya permainan Australia yang belum menang dalam tiga pertandingan terakhir. Imbang 1-1 lawan Jepang, 0-0 kontra Arab Saudi, dan 2-2 dengan Bahrain adalah sinyal bahwa ada hal-hal yang bisa dieksploitasi dari Jackson Irvine dan kawan-kawan.
Indonesia bisa mempelajari ketangguhan barisan pertahanan Australia ketika digempur Jepang dan sempat unggul di menit ke-58. Andai tak ada blunder dari Cameron Burgess, The Socceroos bisa menang dalam laga itu.
Tim Merah Putih juga perlu memerhatikan efektivitas serangan Australia saat ditahan imbang Arab Saudi. Kecenderungan sisi serangan dan gaya dalam membangun pola patut ditelaah karena tak ada gol yang tercipta pada laga tersebut.
Pun halnya dengan pertandingan Bahrain vs Australia yang berakhir 2-2. Kluivert butuh menggali alasan The Socceroos nyaris kalah seandainya Kusini Yengi tak mencetak gol penyeimbang di injury time.
Kebetulan pula, Australia tengah dalam masalah besar akibat badai cedera. Tercatat ada delapan pemain kunci yang mengalami cedera. Situasi ini jelas kerugian besar bagi tim besutan Tony Popovic karena Indonesia tak mengalami hal demikian.
 Timnas Indonesia harus siap menghadapi tekanan penonton tuan rumah. ( REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana) |
Pemain-pemain yang cedera antara lain Harry Souttar, Nestory Irankunda, Jordan Bos, Thomas Deng, Riley McGree, Connor Metcalfe, Hayden Matthews, dan Alessandro Circati.
Mau tak mau Popovic berusaha menambal skuad engan memanggil nama-nama alternatif. Namun dirinya justru kena rujak warganet karena pemain pilihannya dianggap tak kompeten.
Tekanan terhadap Australia semakin intens lantaran bermain di kandang dan menghadapi tim yang di atas kertas berada di level yang jauh berbeda. Dalam konteks peringkat FIFA, Indonesia dan Australia seperti bumi dan langit.
Indonesia ada di peringkat ke-127 saat ini. Sementara Australia di peringkat ke-26. Ada jarak lebih dari 100 tangga yang memisahkan kedua negara tersebut.
Otomatis Australia lebih diunggulkan. Terlebih dengan kenyataan bahwa Indonesia hanya pernah menang satu kali dari 20 pertandingan terakhir lawan Australia. Satu-satunya kemenangan itu terjadi pada 30 Agustus 1981 atau 43 tahun lalu.
Karena itu, di tengah persiapan yang sangat singkat Kluivert harus bisa 'membaca' lawan sekaligus timnya sendiri untuk memperoleh hasil yang sesuai ekspektasi. Bila Kluivert ingin memulai debut manis bersama Timnas Indonesia, raihan poin dari laga lawan Australia bakal jadi tanda mata yang berharga.
[Gambas:Video CNN]