Jakarta, CNN Indonesia --
Kalah 1-5 dari Australia bukan akhir dari segalanya bagi Timnas Indonesia. Namun, Patrick Kluivert harus segera membuktikan kualitasnya saat Indonesia vs Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (25/3).
Kenyataan pahit terpaksa diterima Timnas Indonesia saat melawan Australia pada laga ketujuh putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (20/2). Kalah telak terasa seperti pukulan keras di dada suporter tim Garuda.
Pasalnya, Indonesia datang ke Sydney dengan penuh keyakinan menyusul kehadiran banyak pemain baru. Tapi kekalahan adalah realitanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak ada guna terus bermuram durja karena asa itu masih ada. Tinggal di sisa tiga hari ke depan, persiapan perlu lebih matang dengan waktu yang begitu singkat.
Rombongan Timnas Indonesia tiba di Jakarta pada Jumat (21/3) sore. Artinya program latihan baru bisa efektif digelar pada Sabtu (22/3) hingga Senin (24/3) sebelum duel Indonesia vs Bahrain bergulir pada Selasa (25/3).
Jeda tiga hari itu harus dipadatkan dengan program yang komprehensif mulai dari pemulihan, analisis pertandingan, dan latihan sekaligus pematangan strategi. Kluivert dan 'super tim'-nya, tentu sudah punya langkah-langkah taktis tentang ini.
Di sisi lain, Kluivert juga harus mengedepankan kondisi mental Jay Idzes dan kawan-kawan. Sebagai mantan pemain, pelatih 48 tahun itu seharusnya paham betul rasanya babak belur usai laga. Meningkatkan motivasi penggawa skuad Garuda adalah salah satu tugas paling penting bagi eks bintang Barcelona itu.
Tinggal bagaimana pendekatan juru latih asal Belanda itu dalam menangani situasi Timnas Indonesia. Kalah di laga debut tentu bukan hal mudah untuk dihadapi. Terlebih ini pertama kali Kluivert kalah pada laga pembuka sebagai pelatih.
Adaptasi cepat perlu dilakukan Kluivert yang baru bergabung pada Januari lalu. Kekompakan juga perlu kembali dibangun karena para pemain belum lama kembali berkumpul usai terpisah empat bulan sejak November tahun lalu.
Karenanya, berbagai faktor termasuk yang non-teknis jadi aspek yang tak boleh disampingkan selama tiga hari krusial jelang pertandingan. Pemulihan mental bahkan harus jadi langkah pertama yang perlu dilakukan Kluivert sebelum bicara soal taktik dengan para pemain.
Kluivert tak perlu banyak bicara menjelaskan kepada publik kenapa begini, kenapa begitu. Hasil positif kontra Bahrain adalah sebenar-benarnya cara Kluivert memberi jawaban.
Analisis berlanjut ke halaman kedua >>>
Pelatih baru dan filosofi baru adalah dua hal lumrah dalam sepak bola. Menapak Sydney Football Stadium dengan penuh keyakinan, Patrick Kluivert memasang pola 3-4-1-2 di awal laga Timnas Indonesia.
Nuansa 'Total Football' begitu terasa. Prinsip permainan dinamis dan memberi tekanan tinggi membuat Australia kewalahan di tujuh menit pertama sebelum wasit menunjuk titik putih ketika Rafael Struick dijatuhkan di kotak terlarang.
Sayangnya antiklimaks terjadi ketika sang algojo, Kevin Diks, tak menuntaskan tugasnya dari titik 12 pas. Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh Australia yang memberondong tiga gol di babak pertama pada menit ke-18, 20, dan 34.
Selama rentang tiga kali kebobolan di babak pertama itu, Timnas Indonesia tak mengendurkan tempo permainan. Pola high press tetap diterapkan.
Sebaliknya Australia justru memilih bermain di area zona mereka sendiri sambil mencari celah. Ini yang membuat persentase penguasaan bola The Socceroos tidak unggul.
Tim besutan Tony Popovic sengaja mencari kesalahan dan mengonversinya jadi peluang. Skema serangan balik berbuah gol demi gol untuk tuan rumah.
Australia juga memadatkan lini tengah dan memaksa Indonesia membangun serangan dari samping. Situasi ini membuat tim tamu sulit memasuki zona final third atau wilayah pertahanan lawan. Umpan silang pun tak berbuah apa-apa.
Begitupun di babak kedua. Pergantian pemain tak mengubah pola secara umum. Gaya seperti paruh pertama tetap jadi tumpuan utama. Hal ini justru menambah pundi-pundi gol bagi lawan sebanyak dua kali.
Sedangkan kubu Indonesia baru mampu memecah kebuntuan di menit ke-78. Umpan Kevin Diks diolah dengan apik Ole Romeny yang berbuah satu-satunya gol untuk tim Merah Putih.
Melihat situasi ini, Kluivert perlu mengubah strategi. Ia tak boleh jemu mempelajari karakter permainan Indonesia di era sebelumnya termasuk dalam pemilihan pemain.
[Gambas:Video CNN]
Komposisi tiga bek tengah yang diisi Mees Hilgers-Jay Idzes-Calvin Verdonk terbukti jebol. Sekilas hanya Verdonk yang susah payah menyapu benteng pertahanan ketika Jay Idzes dan Mees Hilgers melakukan overlap dalam membangun serangan.
Rizky Ridho layak masuk sebagai starter mengganti Hilgers jika skema tiga bek tetap ingin dipertahankan. Dengan Hilgers yang nampak kesakitan lawan Australia, wajar baginya sementara ditepikan.
Kemudian Eliano Reijnders juga layak mendapat menit bermain lebih banyak. Tampil sebagai pengganti di babak kedua, Eliano yang sekilas nampak ringkih justru mampu menusuk dan menebar bahaya. Ia memberi tambahan tenaga di sisi kanan dari yang sebelumnya redup di babak pertama.
Di satu sisi, pada akhirnya keputusan ada di tangan pelatih. Pendekatan yang tepat akan menghasilkan poin penuh untuk Indonesia lawan Bahrain.