Timnas Indonesia U-17 sudah membukukan lima gol dan sekali kebobolan dalam dua pertandingan. Satu-satunya kebobolan itu tercipta lewat penalti lawan.
Adapun Afghanistan sudah kebobolan delapan kali dan belum mencetak gol. Ini kontras dengan Indonesia. Namun, bukan berarti pula Afghanistan tak punya potensi merepotkan.
Jika semangat juang pemain menurun, apalagi sampai meremehkan, bukan tidak mungkin lawan akan merajalela. Apalagi Afghanistan akan tampil lepas karena sudah tak punya beban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu pula duel kali ini bisa menjadi sarana bagi Nova Arianto untuk mematangkan sistem penyerangan. Sejauh ini dua daru lima gol Indonesia tercipta dari titik putih.
Dalam dua laga sebelumnya, Nova bermain agak menunggu. Bermain sabar diterapkan untuk membuka sistem pertahanan lawan. Indonesia U-17 tak terlalu agresif di awal laga.
Begitu celah lawan terdeteksi, pola lebih terbuka dipakai. Itu terlihat dalam laga melawan Yaman. Saat lawan mulai kehilangan sentuhan terbaik, Indonesia agresif di sepertiga teritorial lawan.
Pemain yang belum mendapatkan sentuhan terbaik, seperti Mierza Firjatullah, bisa menjadikan laga ini sebagai sarana memperkuat kepercayaan diri dan penyelesaian akhir.
Begitu pula dengan pemain lainnya seperti Algazani Dwi Sugandi dan Aldyansah Taher, bisa menjadi opsi. Keduanya berhak mendapat kepercayaan dari Nova.
Namun, terlalu banyak mengubah susunan pemain bukan tanpa resiko. Ada hukum tak tertulis di sepak bola, mengubah tim pemenang bisa mereduksi kekuatan dan ketahanan.
Karena itu pula, kemungkinan besar Nova tak akan mengubah seluruh susunan pemain dari dua laga sebelumnya. Pemain yang perlu diistirahatkan akan disimpan.
Inilah sepak bola usia muda. Prestasi memang penting, tetapi peningkatan aspek-aspek sepak bola internasional jauh lebih penting. Dan, dalam urusan ini, Nova tak ingin diganggu-ganggu.
(abs/jun)