Bila berhitung di atas kertas, di antara pemain bintang yang absen, kehilangan Gregoria adalah kerugian terbesar. Lalu disusul Ginting dan kemudian Leo.
Gregoria, dalam tiga tahun terakhir sudah membuktikan diri bisa bersaing dengan pemain papan atas. Kehilangan Gregoria jelas membuat kekuatan Indonesia di nomor tunggal putri menjadi berkurang.
Putri Kusuma Wardani memang mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Namun Putri KW masih harus bekerja keras untuk bisa bertarung dan bersaing ketat dengan pemain-pemain papan atas. Hal itulah yang harus dibuktikan Putri KW di Sudirman Cup kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ester Nurumi Tri Wardoyo sebagai pengganti sejauh ini sering menunjukkan kegigihan dan kengototan di lapangan harus bisa kembali menunjukkan tipikal main seperti itu. Ester harus siap ketika tim membutuhkan dirinya.
Ketidakhadiran Ginting membuat opsi Indonesia untuk nomor tunggal putra menjadi terbatas. Bila ada Ginting, tim lawan akan sulit menebak pemain yang diturunkan antara Ginting atau Jonatan.
Dengan kondisi Ginting absen, kemungkinan besar Jonatan akan terus diturunkan di laga-laga genting melawan tim besar. Memang masih ada Alwi Farhan dan Moh Zaki Ubaidillah, tetapi untuk Sudirman Cup 2025 ini, proyeksi utama mereka masih mencari pengalaman.
Sedangkan ketidakhadiran Leo, mengurangi opsi pilihan di nomor ganda putra. Padahal duet Leo/Bagas adalah duet dengan pencapaian terbaik dibanding dua ganda lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Tapi setidaknya, Indonesia masih punya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, plus sejumlah proyeksi pasangan dadakan seiring kehadiran Bagas Maulana di dalam skuad.
![]() |
Untuk nomor ganda putri, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi jadi andalan. Merujuk dari penampilan, Lanny/Fadia sepertinya bakal jadi pilihan utama.
Sementara untuk nomor ganda campuran bakal mengandalkan dibawa Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Dejan Ferdinansyah. Komposisi ini juga memungkinkan terciptanya sejumlah ganda racikan di luar pasangan tetap, terlebih bila memperhitungkan pasangan tetap ganda campuran Indonesia di atas kertas masih tertinggal dari pasangan ganda campuran negara kuat lainnya.
Berbagai macam ujian yang dihadapi Indonesia sebelum Sudirman Cup 2025 akan makin lengkap seiring ujian berat yang sudah tersaji sejak fase grup. Denmark dan India bakal jadi lawan utama Indonesia untuk merebut tiket perempat final.
Sebelum turnamen dimulai, Indonesia harus menerima kenyataan status unggulan kedua milik mereka hanya serupa fatamorgana. Terlihat indah tetapi tidak nyata dan menggambarkan kondisi sebenarnya.
Menanggapi hal itu, tugas Jonatan Christie dan kawan-kawanlah untuk membuktikan status Indonesia sebagai unggulan kedua bukan hanya sekadar fatamorgana, melainkan juga bisa terwujud nyata. Bahwa Indonesia, sebagai unggulan kedua Sudirman Cup 2025, layak disebut sebagai negara calon juara.