Opta, mesin superkomputer yang fokus pada sepak bola, menyebut probabilitas Arsenal menjadi juara Liga Champions Eropa 2024/2025 dibanding tiga tim lainnya, yakni 31,3 persen.
Peluang Arsenal untuk menjadi yang klub nomor satu di Eropa dianggap paling tinggi, disusul Barcelona, kemudian Paris Saint-Germain, dan terakhir Inter Milan.
Ini memang prediksi berdasar data, fakta, dan statistik, tetapi kerap akurat. Karenanya pula Arsenal diyakini akan meraih kemenangan dalam laga leg pertama di Stadion Emirates.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kekuatan Arsenal, sebagai sebuah tolok ukur, saat mengalahkan Real Madrid adalah jarak tempuh. Pemain Arsenal menempuh jarak lebih jauh dibandingkan Madrid.
Ini mengindikasikan bahwa Arsenal bermain menekan. Dengan formasi 4-3-3 yang mengandalkan serangan lewat sayap, Arsenal tak memberikan lawan ruang bebas mengembangkan ide main.
Bagi Enrique, meredam gaya bermain seperti ini tak sulit-sulit amat. Buktinya tim Inggris lainnya, Aston Villa, dilumat. Kalau hanya mengandalkan fisik, Arsenal bisa dikalahkan PSG.
Keseimbangan dan kematangan. Inilah yang ditampilkan Les Parisien dalam asuhan Enrique. Mantan pelatih timnas Spanyol ini sudah punya serum untuk meredam agresivitas tuan rumah.
Karena itu pula Enrique menyimpan pemain-pemain andalannya dalam kompetisi domestik. Istirahat pada laga terakhir, sebab sudah pasti juara League 1, disebutkan jadi serum.
Bisakah Arsenal yang 'pincang' meredam tim tamu yang datang setelah 'tidur nyenyak'? Arteta dengan tegas mengatakan tak ada yang mustahil bagi Arsenal pada musim ini.
Langkah awal yang perlu dicipta Arteta hanya tinggal meraih kemenangan laga leg pertama. Untuk mencapai itu, gaya pragmatis yang dikombinasi dinamis, akan dijadikan sarana.
Yang pasti, Arsenal tak boleh besar kepala. Isi kepala Arteta akan diuji dengan 'pertanyaan' kritis yang bisa membuat pusing. Pada saat yang sama Enrique juga bisa dibuat kaku berdiri.
(abs/jun)