Fokus pada laga Liga Europa melawan Athletic Bilbao perlu ditekankan Ruben Amorim kepada para pemain Manchester United. Unggul tiga gol tak boleh diterjemahkan sebagai zona nyaman untuk bermain tanpa memberi tekanan untuk lawan.
"Semua hal bisa terjadi dalam satu pertandingan," kata Amorim selepas lawan Bilbao pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pernyataan itu, Amorim jelas menekankan para pemain tak boleh lengah. Ia sadar keajaiban dalam sepak bola bukan angan-angan.
Di satu sisi, pelatih asal Portugal itu perlu fokus pada keadaan timnya sendiri. MU tak bisa terlena hanya karena Bilbao sedang mengalami badai cedera parah plus absennya Dani Vivian akibat kena kartu merah di leg pertama.
Sebab skuad Man Utd juga bolong-bolong. Pemain-pemain kunci seperti Matthijs de Ligt, Diogo Dalot, Lisandro Martinez, dan Joshua Zirkzee bakal absen akibat cedera. Nama-nama pelapis seperti Ayden heaven dan Toby Collyer juga menepi akibat kondisi serupa.
Di luar masalah fisik pemain, Man Utd juga bermasalah dalam efektivitas dalam laga. Namun anehnya, kondisi ini hanya terjadi di level domestik.
Sejalan dengan posisi Man Utd di papan bawah klasemen Premier League, mereka juga jadi salah satu tim dengan jumlah gol terendah. The Red Devils ada di posisi kelima yang punya produktivitas paling minim musim ini.
Padahal dalam catatan Footy Stats, MU punya jumlah peluang gol atau expected goals (xG) yang cukup menjanjikan. Mereka ada di posisi kesembilan dengan 1,53 xG dan berselisih tipis dengan tim papan atas.
Namun situasi berbeda terjadi di Europa League. Jumlah xG Manchester United sejalan dengan produktivitas. Mereka jadi semifinalis dengan xG tertinggi sekaligus paling produktif di Liga Europa musim ini dengan 31 gol. Sungguh sebuah anomali.
Satu hal yang membuat paradoks di tubuh Man Utd kian logis adalah kolektivitas yang ditekankan oleh Amorim. Di Liga Europa musim ini, barisan pertahanan turut berkontribusi dalam torehan gol atau membuka peluang.
Assist Harry Maguire terhadap gol Casemiro melawan Bilbao di leg pertama adalah salah satunya. Peran bek juga terlihat dari statistik yang mengisyaratkan barisan pertahanan punya kontribusi nyata untuk serangan.
Berdasarkan catatan Understat, tiga pemain belakang yakni Matthijs De Ligt, Lisandro Martinez, dan Harry Maguire masuk ke daftar 10 besar pemain Man Utd dengan kontribusi tinggi dalam urusan peluang gol dan assist (xG dan xA). Tak heran para bek kerap merangsek di sepertiga pertahanan lawan, bahkan meliuk-liuk bak fantasista.
(rhr)